Mohon tunggu...
Muhammad Harun Sukarno
Muhammad Harun Sukarno Mohon Tunggu... Akuntan - NIM 55521120014, Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

UNIVERSITAS MERCU BUANA, PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI, MATA KULIAH PAJAK INTERNASIONAL - P552120005 - Kamis 19:30-22:00 (XC-008) (Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak) UNIVERSITAS MERCU BUANA, PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PEMERIKSAAN PAJAK - P552120006 - Sabtu 14:30-16:59 (I-404) (Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K13_Pemeriksaan Pajak_Auditing Sektor Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

16 Juni 2023   00:49 Diperbarui: 16 Juni 2023   00:51 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu diingat bahwa ketidakpastian yang terkait dengan jumlah populasi dapat mempengaruhi jumlah sampel yang diperlukan. Oleh karena itu, pendekatan (misalnya, random sampling atau auditor-estimated sampling) juga dapat mempengaruhi jumlah sampel yang diambil.

Misalnya, jika kita ingin menggunakan tingkat keyakinan 95%, dengan margin kesalahan 5% (0,05), dan kita memiliki perkiraan awal proporsi kejadian dalam populasi sebesar 0,50 (tanpa informasi sebelumnya), kita dapat menghitung jumlah sampel menggunakan formula Cochran sebagai berikut:

n = (1.96^2 * 0.50 * (1-0.50)) / (0.05^2) n = 3.8416 * 0.25 / 0.0025 n = 96.04

Jadi, jumlah sampel yang diinginkan menggunakan formula ukuran sampel Cochran adalah sekitar 96

Pertimbangan materialitas oleh auditor terhadap auditee didasarkan pada beberapa faktor, termasuk:

1. Ukuran dan kompleksitas subjek yang akan diperiksa:
Ketika menentukan materialitas, auditor mempertimbangkan ukuran dan kompleksitas entitas yang diaudit. Semakin besar dan kompleks subjek yang akan diteliti, semakin tinggi peringkat materialitas yang dapat diterapkan.

2. Lingkungan industri dan peraturan:
Auditor juga mempertimbangkan lingkungan industri dan peraturan di mana entitas yang diaudit beroperasi. Misalnya, dalam industri yang sangat diatur, auditor mungkin menerapkan materialitas yang lebih rendah untuk mencerminkan potensi risiko yang lebih tinggi.

3. Kepentingan pemangku kepentingan:
Auditor juga mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan yang diaudit. Jika pemangku kepentingan tertentu sangat bergantung pada laporan keuangan entitas yang diaudit, auditor dapat menerapkan peringkat materialitas yang lebih rendah untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.

4. Riwayat keuangan subjek:
Setiap tahun, auditor meninjau riwayat keuangan yang diaudit, termasuk tren dan perubahan signifikan. Informasi ini dapat membantu auditor menentukan skor materialitas yang tepat untuk memastikan bahwa kesalahan atau kekeliruan material telah teridentifikasi.

5. Risiko Audit yang Teridentifikasi:
Auditor melakukan penilaian risiko audit, yang meliputi penilaian risiko bawaan dan risiko pengendalian. Nilai materialitas dapat disesuaikan berdasarkan tingkat risiko yang teridentifikasi untuk memastikan bahwa risiko tersebut dapat ditangani secara memadai.

Persamaan 2 atas Nilai materialitas :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun