Ditulis oleh :Sindy DeviolaÂ
Karya sastra tidak hanya sebagai bentuk hiburan dan pendidikan, tetapi juga sebagai bentuk refleksi diri dalam beberapa isu-isu atau peristiwa di dunia nyata.Melalui karya sastra,pembaca sering kali diajak untuk melihat dunia dari sudut pandang berbeda. memperluas empati dan memperdalam pemahaman mereka melalui aspek-aspek sosial,politik,dan budaya. Banyak sekali jenis karya sastra, mulai dari sastra lama sampai sastra modern.
Lalu, apa saja pengertian karya sastra itu sendiri? Dan apa saja contoh dari karya sastra tersebut? Lalu, bagaimana itu bisa mempengaruhi cara pandang dan pemikiran pembaca? Sebelum itu, mari kita bahas apa sih sebenarnya karya sastra itu sendiri.
Menurut A. Teeuw, seorang kritikus bahasa Belanda.sastra adalah segala sesuatu yang tertulis, terutama yang mengikuti kaidah penggunaan bahasa dalam bentuk tertulis.
Jadi, secara umum karyasastra merupakan suatu Hasil-hasil dari kreativitas manusia yang dituangkan melalui cerita, tulisan, atau bahkan lisan dan dialog antar tokohnya.
Ada banyak sekali contoh karya sastra, mulai dari puisi,pantun,syair,drama, novel, dan masih banyak lagi.Namun, fokus yang akan dibahas di sini adalah novel.di mana novel ini merupakan salah satu karya sastra paling populer hingga saat kini.
Novel merupakan bentuk imajinatif penulis atau bahkan berdasarkan kejadian nyata atau pengalaman dan perasaan sang penulis.yang kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan.Sebuah novel tidak hanya menjadi suatu bentuk imajinatif dan pengalaman pribadi penulis,tetapi juga pesan moral,sosial, dan politik.
Lalu, bagaimana bisa sebuah novel ini bisa mempengaruhi cara pandang dan pemikiran para pembaca?
Melalui empati dan identifikasi.
ketika pembaca terhubung dengan tokoh maupun cerita, mereka dapat merasakan emosi perjuangan ataupun konflik yang dialami tokoh, serta suasana yang terjadi di dalam cerita.Â
Seperti contoh novel Too kill a mockbirdÂ
karya Harper Lee yang menggambarkan ketidakadilan rasial yang membantu para pembaca untuk lebih memahami isu rasisme dari sudut pandang yang lebih emosional.
Menyampaikan konflik sosial.Â
Banyak sekali novel saat ini yang menyampaikan konflik-konflik sosial Serta kritik kepada masyarakat.
Contohnya, 1984?karya George Orwell memperingatkan pembaca tentang bahaya totalitarianisme.sementara Beloved karya ToniMorrison mengeksplorasi dampak perbudakan terhadap individu dan kualitas. Ini bisa mendorong para pembaca berpikir lebih kritis.
Kritik terhadap masyarakat.
Selain mengangkat isu sosial,banyak novel juga berfungsi sebagai kritik terkait struktur dan norma masyarakat. Ini sering kali memaksa masyarakat untuk merenungkan kembali keyakinan atau sudut pandang sebelumnya.Â
Dari karya-karya tersebut, para pembaca seolah dipaksa masuk ke dalam alur cerita dan juga memeras emosi serta empati dan pemikiran para pembaca.sehingga menciptakan ruang pikiran dan sudut pandang yang berbeda dari sebelumnya. Ini tentu mempengaruhi para pembaca,dimana sebelum mereka membaca karya novel tersebut, mungkin mereka tidak terlalu tahu atau bahkan peduli dengan isu-isu sosial dan konflik politik, tersebut.Namun, setelah membaca, mereka kemudian bisa merasa lebih peka terhadap isu sosial politik sekarang, sehingga memberikan sudut pandang yang lebih relevan terkait permasalahan sekarang.Â
Melalui karya-karya novel seperti To Kill a Mockingbird,1984,dan Beloved, kita melihat bagaimana sastra mampu membangun jembatan pemahaman antara realitas dan imajinasi,serta mengubah cara kita memandang dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menghargai dan mempelajari karya sastra, karena di dalamnya terdapat kekuatan untuk menciptakan masyarakat yang lebih peka,kritis,dan berempati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H