Seperti contoh novel Too kill a mockbirdÂ
karya Harper Lee yang menggambarkan ketidakadilan rasial yang membantu para pembaca untuk lebih memahami isu rasisme dari sudut pandang yang lebih emosional.
Menyampaikan konflik sosial.Â
Banyak sekali novel saat ini yang menyampaikan konflik-konflik sosial Serta kritik kepada masyarakat.
Contohnya, 1984?karya George Orwell memperingatkan pembaca tentang bahaya totalitarianisme.sementara Beloved karya ToniMorrison mengeksplorasi dampak perbudakan terhadap individu dan kualitas. Ini bisa mendorong para pembaca berpikir lebih kritis.
Kritik terhadap masyarakat.
Selain mengangkat isu sosial,banyak novel juga berfungsi sebagai kritik terkait struktur dan norma masyarakat. Ini sering kali memaksa masyarakat untuk merenungkan kembali keyakinan atau sudut pandang sebelumnya.Â
Dari karya-karya tersebut, para pembaca seolah dipaksa masuk ke dalam alur cerita dan juga memeras emosi serta empati dan pemikiran para pembaca.sehingga menciptakan ruang pikiran dan sudut pandang yang berbeda dari sebelumnya. Ini tentu mempengaruhi para pembaca,dimana sebelum mereka membaca karya novel tersebut, mungkin mereka tidak terlalu tahu atau bahkan peduli dengan isu-isu sosial dan konflik politik, tersebut.Namun, setelah membaca, mereka kemudian bisa merasa lebih peka terhadap isu sosial politik sekarang, sehingga memberikan sudut pandang yang lebih relevan terkait permasalahan sekarang.Â
Melalui karya-karya novel seperti To Kill a Mockingbird,1984,dan Beloved, kita melihat bagaimana sastra mampu membangun jembatan pemahaman antara realitas dan imajinasi,serta mengubah cara kita memandang dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menghargai dan mempelajari karya sastra, karena di dalamnya terdapat kekuatan untuk menciptakan masyarakat yang lebih peka,kritis,dan berempati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H