Dengan adanya Program Guru Penggerak, saya memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan diri sebagai guru pengajar praktik. Saya menjadi memiliki kesempatan untuk mendampingi guru-guru dalam mendidik, mengajar dan memberikan kebermaknaan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengikuti kodrat zaman dan menjadi manusia yang merdeka tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia.
Membangun relasi dan mendapatkan kesempatan untuk bisa mengenal guru-guru terbaik yang telah terpilih dari ribuan peserta juga menjadi sebuah kebanggaan bagi saya. Guru-guru terbaik yang saya mentori antara lain Ibu Ade Siti Chodidjah (SDN Ceger 02), Ibu Ema Setianingsih (SDN Gedong 10), Ibu Halimatus Sadiyah (SDN Malaka 08), Ibu Hope Tetiana (SDN Munjul 01), Ibu Ramai Florensi (SDN Cipayung 04), Ibu Wahyu Kresnaningsih (SMPN 208 Jakarta). Beliau-beliau adalah Guru-guru terbaik yang siap menjadi garda terdepan dalam membangun Pendidikan di Indonesia. Melalui kolaborasi serta menguatkan komunitas praktisi bersama guru penggerak, kami berupaya membangun elite force dalam prakasa perubahan untuk Pendidikan di Indonesia yang lebih baik lagi.
Akhir kata, tragedi bom bunuh diri di Mega Kuningan memang memilukan, memang menghancurkan. Tapi dengan kejadian tersebut, saya bisa berada di tempat saya sekarang dan bisa memberikan manfaat yang lebih bermakna bagi banyak orang. Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa hidup tidak selamanya berjalan seperti apa yang kita inginkan, namun kita selalu punya kesempatan untuk bisa menentukan pilihan dan ketika telah memilih, maka jadilah yang terbaik. Sebab hidup belum berhenti, maka teruslah cari peluang untuk bisa jadi lebih berarti. Saya Harun Al Rasyid, siap bersinergi membangun bangsa untuk Indonesia yang lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H