Mohon tunggu...
Harun Al Rasyid
Harun Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - (21107030019)

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Khotbah Jum'at: Keberagaman Sebagai Kekuatan dalam Berbangsa dan Bernegara

25 Mei 2022   18:40 Diperbarui: 25 Mei 2022   18:43 2818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 KEBERAGAMAN SEBAGAI KEKUATAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh : Harun Al Rasyid

.

,

Dewan Hakim yang arif dan bijaksana dan saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air yang berbahagia

Pertama dan yang paling utama marilah kita ucapakan puja dan puji syukur kehadirat Allahu rabbuna yang telah mencurah taufik,hidayah dan inayahNya kepada kita semua sehingga kita dapat berkumpul di arena yang dirahmati Allah swt.

Shalawat beriringkan salam kita doakan kepada Allah semoga disampaikan kepada jujungan alam putra Abdullah sijantung hati Aminah intannya kota Makkah dan mutiaranya kota Madinah yang mana beliau telah berhasil menancapkan panji-panji kebenaran, obor-obor kemenangan dipersada dunia yang berlandaskan ajaran islam.

Keberagaman dalam satu negara bukan penghalang untuk memajukan suatu negara, kemajuan atau kemunduran suatu Negara sanagat tergantung persatuan dan kesatuan bangsanya, bangsa yang makmur adalah bangsa yang bersatu sedangkan bangsa yang hancur adalah bangsa yang berseteru.

Kita patut berbangga bahwa negara kita ini, adalah Negara yang kaya raya akan agama, suku, dan bahasa. Tapi yang perlu kita ingat hadirin....seharusnya perbedaan, kemajemukan, dan keragaman tersebut membuat kita lebih kuat dan lebih hebat. Hindari paham Rasisme dan diskriminisme karena paham tersebut merupakan paham yang sangat paradoks dengan kemajemukan.

Lalu bagaimana upaya kita dalam mempertahan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman ini sebagai jawabannya kami akan menyampaikan syarahan qur'an yang berjudul" KEBERAGAMAN SEBAGAI KEKUATAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA" dengan landasan surah Al- Hujurat ayat 13 berikut ini:  

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

 

Ibnu Asy-syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari Abu bakar bin daud menjelaskan bahwa ayat tersebut berkenaan dengan keinginan Rosulullah untuk menikahlan abu hindun dengan kalangan baidhah,dengan sinis bani baidhah berkata : "Ya rasulullah, pantaskah kami menikahkan putri putri kami dengan budak-budak kami?". Rasulullah belum sempat menjawab kemudian jibril datang menyampaikan surah al hujurat ayat 13 tersebut.

Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah volume 12 halaman 617 menjelaskan kata "TA'ARAFU" diambil dari kata "ARAFA" yang berarti mengenal. Patron ayat tersebut mengandung makna timbal balik, yakninya saling mengenal.

Adapun dalam Al-Qur'an dan Tafsirnya Kementrian Agama Jilid 9 pada halaman 420, menegaskan bahwa dalam ayat ini bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam ) dan seorang perempuan (Hawa) bercorak suku berkelainan bangsa dan mempunyai warna kulit yang berbeda tapi bukan untuk saling mencemooh, melainkan untuk saling mengenal dan tolong- menolong.

Dengan demikian , ayat ini merupakan virus-virus persatuan, penghambat persatuan, bahkan penghancur persatuan bangsa.

Saudara-saudara ku, apakah kita rela bangsa yang dibangun dengan susah payah oleh para pendahulu kita, dengan genangan air mata, cucuran keringat, bahkan kocoran darah para syuhada ini, harus porak poranda hanya gara-gara kepentingan golongan ? tentu tidak ! ingat Rasulullah bersabda :

Artinya: "Bukan golongan kita, orang yang membangga-banggakan kesukuan, dan bukan golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan dan memperjuangkan kesukuan".

Oleh karena itu saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, kami

menghimbau untuk memperkokoh persatuan di antara kita, kita bina kebersamaan dan kita junjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal  lka  (United we stand divided we fall) bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.

Allah SWT mengisyaratkan kita semua untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan, serta melarang bercerai-berai, sebagaimana di isyaratkannya didalam surah Ali-Imran 103 yang berbunyi :

 

Artinya : "dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara; sedangkan ketika itu kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. 

Demikianlah Allah menerangkan ayat ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk".

Syehk Ismail Hakki al-barasowi dalam tafsirnya Ruhul Bayan jilid 5 halamN321 menjelaskan bahwa penyebab terjadinya tafaruq berpecah belah ialah "izkuntum a'da a " apabila kamu berselisih.

Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin Assuyuti dalam tafsirnya Jalalein jilid 2 halaman 371 menjelaskan sesungguhnya perpecahan merupakan sebuah kebinasaan dan persatuan merupakan keselamatan.

Oleh karena itu, mulai detik ini kita Betulkan langkah, seragamkan gerak, satukan persepsi, Vahee vajan vahee vajan le gaya/ Yahmii nfs alwazn nfs alwazn/ The same weight carried the same "berat sama dipikul ringan sama dijinjing". Perbedaan jangan menimbulkan perpecahan tapi dengan perbedaan harus saling menghargai dan melengkapi.

Hadirin rahimakumullah

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan syarat yang paling utama untuk membangun bangsa, dalam memandang pentingnya merajut kebersamaan, merawat keberagaman dan merangkai persatuan. Dengan memantapkan ukhuwah wathaniyah . Apabila upaya ini kita lakukan, kami yakin bangsa kita akan jaya dengan keragamaan Aamiin aamiin ya rabbal `aalamin.

Demikianlah syarahan Qur'an yang dapat kami sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, kepada Allah kami mohon ampun.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun