Mohon tunggu...
Harum KhadijahFittaya
Harum KhadijahFittaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa S1

Mendengarkan musik akan menyegarkan pikiran dan hati, memasak akan membuat perut kenyang dan bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Aku Tak Sempurna", Pengaruh Body Shaming Terhadap Self-Confidence

2 November 2023   10:05 Diperbarui: 2 November 2023   10:10 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mendapatkan komentar tentang fisik mereka, terkadang mereka cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain. Pasalnya, realitas itu menunjukkan jika kepercayaan diri terkadang berasal dari luar atau karena perbandingan dengan orang lain. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan diri secara keseluruhan. 

Sebuah studi juga menunjukkan bahwa orang yang lebih sering membandingkan diri mereka dengan orang lain cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah (Burke et al., 2010). Selain itu juga dapet meningkatkan tingkat stress seseorang dan tidak sedikit juga kasus bunuh diri karena bullying terhadap standar kecantikan orang-orang.

Perilaku body shaming dapat membuat seseorang semakin minder dan tidak nyaman dengan fisiknya. Perlakuan body shaming dengan mengejek bentuk tubuh seseorang seolah-olah dianggap sebagai hal yang biasa dan normal sehingga dapat diterima oleh semua masyarakat, padahal hal ini dapat berdampak buruk terhadap korban body shaming yang dapat mengakibatkan kondisi mental yang buruk dan membuat seseorang menilai buruk dirinya sehingga menghilangnya rasa kepercayaan diri. Ia akan merasa paling buruk diantara orang-orang, tidak pernah merasa sempurna apabila selalu mendengar, tidak pernah merasa cukup dengan apa yang telah dirinya capai dan dirinya miliki.

Korban body shaming akan cenderung tidak percaya dengan apa yang diucapkan orang lain kepada dirinya, hal ini disebabkan karena munculnya persepsi dalam diri seseorang bahwa dia tidak memenuhi sesuatu yang menjadi standar ideal masyarakat. Sehingga akan muncul ketakutan dalam dirinya dan menganggap bahwa keberadannya tidak diterima dalam lingkungan masyarakat.

Lingkungan sekitar sangat berpengaruh bagi kepercayaan diri seseorang. Lingkungan yang tidak sehat akan membuat diri kita juga tidak sehat, dan lingkungan yang sehat akan membuat kita sehat. 

Kita sebagai manusia harus saling mengayomi satu sama lain tanpa membeda-bedakan, selalu saling support, tidak merendahkan, dan berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. 

Seperti diberikan pengingatan bahwa setiap perempuan itu cantik maka tidak perlu merasa minder, diberi dorongan positif agar senantiasa selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh tuhan, dan komentar serta saran yang positif bagi tubuh seseorang agar tetap selalu sehat secara mental maupun jasmani.

Perempuan memiliki cantiknya masing-masing, yang artinya kita tidak boleh membandingkan diri sendiri dengan orang lain, apalagi menjadi orang lain agar terlihat cantik, kita harus menjadi diri kita sendiri. 

Kita harus bisa berdiri tegak tanpa melihat dan mendengar kebelakang omongan buruk orang lain. Tuhan memberikan standar cantik setiap orang berbeda-beda, kita sebagai makhluknya patut bersyukur dan menjalani hidup dengan sebaik mungkin. Semua perempuan di dunia ini cantik, dan akan selalu cantik.

Daftar Pustaka

  • Borualogo, S.I., Gumilang E., 2019., Kasus Perundungan Anak di Jawa Barat : Temuan Awal Children’s Worlds Survey di Indonesia, Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(1), 15- 3
  • Fauzia, F.T., Ratri, R.L., 2019., Memahami Pengalaman Body Shaming Pada Remaja Perempuan, Jurnal Penelitian.
  • Firdaus, D., Dewi, D., Rusfien, I., Valdiani, D., & Suharyati, H. (2023, September). When Body Shaming on Social Media Harms One’s Mental Health, Who’s to Blame?. In Proceedings of the 1st Pedagogika International Conference on Educational Innovation, PICEI 2022, 15 September 2022, Gorontalo, Indonesia.
  • Hastari, A. T., Wiyatno, A., Farhana, M., Juliantini, R., Syamsul, S. J. N., & Saputri, S. (2023). PENGARUH BODY SHAMING TERHADAP TINGKAT KEPERCYAN DIRI PADA MAHASISWA. Journal Of Communication and Social Sciences, 1(1), 8-15.
  • Hidayati, N. W. (2016). Hubungan harga diri dan konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, 1(2), 31-36.
  • Kusmiran, E. 2014. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Salemba Medika.
  • Rismajayanthi, Ni Gusti Agung Ayu Putu, and I. Made Dedy Priyanto. 2019. “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penghinaan Citra Tubuh (Body Shaming) Menurut Hukum Pidana Indonesia.” Kertha Wicara: Journal Ilmu Hukum 1-6
  • Safarina, N. A., & Maulayani, M. (2021). Self-acceptance as a predictor of self-esteem in victims of body shaming. INSPIRA: Indonesian Journal of Psychological Research, 2(1), 5-11.
  • Sukamti, N., & Wardana, M. K. (2020). The relationship between body shaming treatment and body image in adolescents in Depok. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 4(2), 70-76.
  • Waini, Iskandar, Khairum Hamzah, Rahaini Mohd, Nor Hamizah, and Nurul Amira. 2014. “Self-Confidence in Mathematics : A Case Study on Engineering Technology Students in FTK , UTeM.” 2:10–13

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun