Penyelenggaraan Liga Bridge Indonesia yang akan dimulai pada tanggal 29 Februari -- 1 Maret 2020 semoga menjadi tonggak sejarah baru bridge Indonesia.
Ini sebenarnya sudah dicita-citakan jauh sebelumnya ketika PB GABSI masa bakti 2002 -2006 menggelar Liga Bridge Nasional pertama kali.
Konsepnya adalah terjadi link&match antara Liga Bridge dengan PB Gabsi, Pengprov yang akan menghasilkan kompetisi berkelas baik pasangan maupun beregu.
Dengan adanya Liga Bridge maka otomatis kuantitas pertandingan akan meningkat dank arena berlangsung kontinu dan berkesinambungan maka otomatis akan muncul banyak pasangan yang akan membina diri menghadapi persaingan yang ketat.
Jika kompetisi berjalan bagus maka penentuan tim nasional oleh PB Gabsi menjadi jauh lebih mudah karena tidak perlu melakukan pelatnas jangka panjang yang membutuhkan biaya besar karena pemain umumnya sudah berlatih sendiri.
Dengan kompetisi yang baik otomatis juga akan lebih mudah menggaet sponsor apalagi jika dibarengi dengan meningkatnya prestasi di tingkat internasional.
Sehubungan dengan hal tersebut saya ingin menyumbangkan pikiran tentang konsep Liga Bridge Indonesia kedepan, minimal untuk tahun 2020 dan 2021.
Liga Bridge Indonesia sudah dimulai dengan antusias peserta yang cukup mencengangkan dan hamper semua pemain nasional ikut. Mencengangkan karena untuk mengikuti event yang digelar di empat kota, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Jogjakarta membutuhkan biaya yang cukup besar.
Terdaftar 16 regu dari berbagai daerah yang akan ikut karena memang Liga Bridge Indonesia pertama ini dibatasi 16 regu.
Liga Bridge Indonesia akan berlangsung sampai Mei 2020 dan juaranya berhak mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Bridge yang akan berlangsung di Salsomagiorre pada tanggal 21 Agustus -- 4 September 2020.
Selanjutnya ini yang ingin penulis usulkan, Liga Bridge ke 2 tahun 2020 langsung digelar bulan Juli 2020.