Mohon tunggu...
Hartopo PN
Hartopo PN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani Sawit dan Karet

Lahir di Yogyakarta. Tinggal di Bengkulu sejak 2009. Pernah kuliah di Geografi UGM. Mulai 2009 bertani & berkebun sawit & karet. Nikah 1997 & dikaruniai 3 anak laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nikah Sedarah “Incestuous Marriage”: Malapetaka dari Hasil Budaya Modern

5 Oktober 2016   07:19 Diperbarui: 10 Oktober 2016   05:58 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jutawan Florida Kaget Ternyata Sang Istri adalah Cucunya Sendiri

republika.co.id

Berita terbaru di atas adalah menunjukkan betapa rusaknya tatanan pernikahan dunia yang dikehendaki Tuhan, pencipta dunia seisinya ini, yang diperintahkan dalam ajaran-ajaran agama samawi dunia seperti, kitab Taurot yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa binti Maryam AS dan kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Semua ajaran kitab-kitab suci itu melarang perbuatan-perbuatan terkutuk seperti minum khomr (arak), berjudi, mencuri, membunuh, berzina, musrik (menyembah thoghut atau syethon atau afiliasi darinya).

Bahkan perbuatan berzina yang sudah mewabah dan membudaya di Amerika Serikat (dalam hadits yang disampaikan terakhir oleh Abu Huroiroh RA sebelum beliau wafat), yang merupakan hadits yang berisi rangkaian peristiwa-perintiwa akhir dunia yang bakal terjadi, yang digambarkan seperti butir-butir tasbeh yang berjatuhan akibat talinya putus, dimana hadits tersebut telah menyebutkan apa yang telah disampaikan oleh Rosululloh Muhammad SAW 1.400 tahun yang telah lalu, yang perawi-perawinya (penyampai perkataan Rosul) tersebut adalah tsiqot (berkata benar dan tak pernah bohong satu kali pun dan hafalannya dikenal masyarakat pada waktu itu tak pernah lupa, berturut-turut dari generasi satu ke generasi berikutnya) dan kaidah tersebut merupakan syarat dari perkara-perkara ilmiah, yang mana hadits tersebut sebagian isinya menyatakan dan menyebutkan Amerika Serikat dengan istilah “Amrik”, sebuah negara pelacur atau pezina.

Hadits tersebut termuat dalam beberapa buku, seingat penulis termuat dalam 4 buku yang pernah dibaca di sekitar tahun 2001 sampai 2003, 3 buku juga berjudul perang Armageddon (Armagadon) dengan 2 penulis dari negara-negara di Timur Tengah, kalau tak salah ada yang dari Irak, dan yang terakhir adalah buku di bawah ini.

Armageddon: Peperangan Akhir Zaman Menurut Al-Qur'an, Hadits, Taurat, dan Injil

by Wisnu Sasongko

Paperback

Published 2004 by Gema Insani Press (first published 2003)

Original Title

Armageddon: Peperangan Akhir Zaman Menurut Al-Qur'an, Hadits, Taurat, dan Injil

ISBN

9795618415 (ISBN13: 9799795618415)

Edition Language

Indonesian

Jadi, Amerika Serikat (Amerika atau Amrik) memang dinyatakan telah tersebut dalam tulisan-tulisan kuno juga, adalah merupakan sebuah negara pezina atau negara pelacur, sehingga tak heranlah kita bahwa masyarakat modern di sana adalah berbudaya seks bebas tak wajib nikah.

Budaya perzinaan dipastikan memunculkan keturunan-keturunan tanpa atau susah mengetahui siapa ayahnya, selanjutnya boleh jadi tak tahu pula siapa saudara-saudara kandungnya, bahkan siapa ibunya.

Sehinggalah hari ini terjadilah pernikahan di atas.

Pernikahan sedarah dilarang Islam karena akan menghasilkan keturunan-keturunan yang mengumpulkan sifat-sifat keturunan (gen-gen) yang lemah.

Hasil-hasil dari riset-riset (penelitian-penelitian) dunia sekarang telah semakin menunjukkan bahwa banyak perkara yang dilarang oleh Islam, ternyata penyebabnya memang karena membahayakan manusia, baik kesehatannya ataupun jiwanya.

Demikian kurang lebihnya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun