Mohon tunggu...
Hartopo PN
Hartopo PN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani Sawit dan Karet

Lahir di Yogyakarta. Tinggal di Bengkulu sejak 2009. Pernah kuliah di Geografi UGM. Mulai 2009 bertani & berkebun sawit & karet. Nikah 1997 & dikaruniai 3 anak laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Bias Transmigrasi Umum di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Lubuk Talang, Bengkulu

6 September 2016   11:32 Diperbarui: 6 September 2016   12:05 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua calon transmigran, 25 KK beserta keluarganya asal DIY yang ditempatkan ke daerah tujuan UPT. Lubuk Talang (Trans Lapindo) Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu, diberangkatkan menggunakan bus pariwisata sampai tiba di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Bengkulu. Barang-barang bekalan milik transmigran diangkut menggunakan truk. Setelah menginap beberapa hari, dilakukan pengundian untuk mendapatkan nomor rumah yang akan ditempatinya di lokasi daerah transmigrasi.

Selanjutnya untuk meneruskan perjalanan, diangkut menggunakan colt diesel, langsung masuk ke daerah lokasi transmigrasi. Jadi, tidak ditempatkan dahulu di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mukomuko. Hal tersebut terjadi,mungkin disebabkan karena situasi dan kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan atau kurang adanya koordinasi. Kendaraan angkutan tersebut hanya mampu sampai di pertengahan perjalanan, karena hanya bergardan satu.

Selanjutnya dilansir dengan menggunakan kendaraan bergardan ganda, karena kondisi jalan masih jalan tanah dan jalan diperkeras dengan pasir dan batu (sirtu), naik-turun, berbelok-belok, keluar-masuk hutan karet dan hutan sawit. Daerah transmigrasi ini berketinggian sekitar 270 meter di atas permukaan air laut dengan topografi berbukit-bukit (berdasarkan peta topografi Bengkulu).

Jadi, dari jalan beraspal, jalan kabupaten di kota Kecamatan Ipuh, yang berketinggian hanya beberapa meter di atas permukaan air laut, untuk sampai ke lokasi daerah transmigrasi, apabila menggunakan kendaraan bermotor, dapat ditempuh selama 1,5 – 2 jam apabila tak hujan atau jalan dalam keadaan kering. Tetapi bisa membutuhkan waktu lebih lama lagi apabila hujan atau jalan dalam keadaan basah.

Lahan yang Dijanjikan untuk Transmigran :

Lahan yang dijanjikan untuk transmigran adalah seluas 2 hektar yang terdiri dari lahan pekarangan rumah seluas 0,25 hektar, lahan usaha I (LU I) seluas 0,75 hektar dan lahan usaha II (LU II) seluas 1 hektar. Transmigran berhak mendapatkan sertifikat lahan secara gratis apabila kewajibannya sebagai transmigran telah dipenuhi setelah masa pembinaan 5 tahun selesai.

Masa Pembinaan :

Setelah sampai di lokasi transmigrasi, pada umumnya, transmigran yang asli dari Jawa, apalagi yang dari kota Yogyakarta, yang benar-benar terbiasa hidup di kota, hampir semuanya terkejut dan sempat mengalamai stress pada awal-awal bulan sehingga memerlukan masa adaptasi yang cukup lama. Bahkan ada seorang transmigran, yang anak istrinya masih di Jawa (Sleman) karena anaknya masih bayi dan belum bisa dibawa, setelah 1 minggu di lokasi transmigrasi, selalu ingin pulang, karena stress.

Setelah selalu dinasehati dan diberikan semangat oleh para tetangga sesama transmigran, akhirnya mampu bertahan untuk tetap menetap di lokasi transmigrasi. Sebagian besar transmigran yang tidak terkejut, bahkan seperti sudah terbiasa dengan kehidupan daerah transmigrasi, adalah transmigran yang bukan asli dari Jawa.

Dari 25 KK tersebut di atas, perinciannya sebagai berikut :

5 KK asal Kota Yogyakarta : 4 KK diantaranya asli dari Kota Yogyakarta, bahkan belum pernah ikut program transmigrasi sama sekali (termasuk penulis). 1 KK dioperkan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah, walaupun juga belum pernah ikut transmigrasi sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun