Mohon tunggu...
Hartono
Hartono Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang suka sekali menulis

"Kurang Cerdas Dapat Diperbaiki Dengan Belajar. Kurang Cakap Dapat Dihilangkan Dengan Pengalaman. Namun Tidak Jujur Itu Sulit Diperbaiki." (Moh. Hatta)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasca Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur

7 Mei 2019   10:42 Diperbarui: 8 Mei 2019   09:04 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat dilihat pada situs jawapos.com bertajuk "Desa di Kukar Perlahan Menghilang, 3000 Warga Minta Relokasi" pada tanggal 20 April 2017, yang terjadi pada Desa Mulawarman, kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, dimana dikepung aktivitas pertambangan dua perusahaan. 

Desa Mulawarman pada tahun 1991 pernah ditetapkan sebagai lumbung padi tersebut dengan wilayah pertanian yang digarap oleh masyarakat sekitar 526 hektar, setiap musim panen mampu menyumbang 2.630 ton gabah. 

Akhirnya harus menyerah akibat dari aktifitas pertambangan yang menyebabkan jalur air ke persawahan putus. Pada saat kemarau, sawah-sawah menjadi kering, dan ketika hujan harus kebanjiran tergenang limbah tambang.

Pengadaan listrik buat kota yang masih mengandalkan batu bara sebagai sumber daya utama, tentunya permasalahan tersendiri karena seperti yang kita ketahui bahwa batu bara adalah sumber daya alam tidak dapat diperbaharui. 

Untuk tahun ini memang jarang terjadi pemadaman secara bergantian, tapi jika dilihat tahun-tahun lalu sering sekali saya rasakan. Bisa dilihat pada situs Tribunnews.com pada tanggal 11 Agustus 2018 bertajuk "Listrik Sebagian Wilayah Samarinda Padam, Penyebabnya ada di Sistem Interkoneksi Kalimantan"

Dengan adanya penambangan batubara di Kalimantan telah memberikan dampak positif sekaligus menyisakan dampak negatif bagi kesejahteraan rakyat yang seharusnya dapat dicarikan solusinya sebelum wacana pemindahan ibu kota di lakukan.

Menurut saya sudah seharusnya terpikirkan untuk pemanfaatan lubang-lubang tambang yang ada untuk diolah sebagai bendungan atau waduk selain dapat dimanfaatkan untuk tersedianya pasokan air bersih bagi masyarakat, sebagai pengairan buat lahan pertanian juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga air seperti yang dilakukan oleh beberapa daerah di Indonesia ataupun di negara-negara maju lainnya. Air dan listrik merupakan kebutuhan utama bagi masyarkat untuk memenuhi kesejahteraan mereka.

Saya tidak permasalahan ibu kota akan pindah dimana, atau usulan-usulan terkait penyebaran departemen di wilayah-wilayah ke seluruh daerah yang ada di Indonesia.  

Bukankah pemerintah Indonesia telah meresmikan roadmap yang disebut Making Indonesia 4.0 dengan serba digital tentunya hal tersebut tidak menyulitkan bagi pemerintah untuk melakukan koordinasi selama kebutuhan terhadap air dan listrik terpenuhi di seluruh daerah. Tanpa ada listrik bagaimana kita dapat merasakan manfaat internet sampai ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun