Mohon tunggu...
Hartono
Hartono Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023, Prodi PPG Sekolah Pascasarjana UM

Saya memiliki ketertarikan pada bidang sejarah, sosial, politik, pemerintahan, hukum dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Perjalanan Panjang Seni Perfilman di Nusantara

20 Juni 2024   06:01 Diperbarui: 20 Juni 2024   06:27 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1960 – 1970-an (Kelesuan dan Kebangkitan Kembali Perfilman Indonesia) 

Dunia perfilman Indonesia mulai mengalami kelesuan dan kemunduran di era 1960-an, dimana kondisi politik saat itu sangat memanas dan membuat terbatasnya ruang gerak seniman film. Pada saat itu bukan saja dunia perfilman yang mengalami kelesuan, namun hampir semua bidang seni dan budaya mengalami hambatan untuk menunjukkan kreativitas mereka. Kondisi politik dan ekonomi yang cukup menekan dan menahan para seniman untuk mengekspresikan seni pada masa itu, dimana salah-salah mereka malah dituduh membelot pemerintah.

Keadaan yang suram di era 1960-an mendorong protes dari berbagai tokoh seni & budaya pada pemerintah dan membuat dikeluarkannya peraturan dari Menteri Penerangan pada masa itu, Budiharjo, mengenai kebebasan berekspresi dalam seni. Setelah dikeluarkannya kebijakan tersebut, produksi film di Indonesia kembali mengalami perkembangan, bahkan meningkat pesat dengan adanya dukungan modal yang didapat dari sumber film asing. Pada masa itu, film asing yang ingin tayang di Indonesia harus menyerahkan dana sebagai bentuk kewajiban dalam mendukung perkembangan film lokal.

Perkembangan dan peningkatan dalam dunia perfilman nasional ini tentunya tak lepas dari peranan para tokoh dan sutradar ternama yang berperan penting, seperti Asrul Sani, C. Noer, Wahyu Sihombing Arifin, dan lain sebagainya. Kebijakan baru dari menteri penerangan kala itu memang memberikan angin segar bagi dunia perfilman Indonesia, meski tentunya ada sisi negatif yang harus diterima. Misalnya saja karena meningkatnya produksi film secara kuantitas, kualitas film jadi agak berkurang karena kekurangan kru yang menyebabkan terjadinya overlapping dalam pengerjaan tugas.

1980 – 1990-an (Munculnya Persaingan dengan Film Asing dan Sinetron Televisi)

Peningkatan film Indonesia ternyata selaras juga dengan masuknya banyak film asing ke dalam negeri, yang kemudian mulai mendominasi bioskop-bioskop di era 1980-an. Masyarakat pun mulai lebih berkecenderungan untuk menonton film buatan luar negeri karena dianggap lebih bagus dan menarik, terlebih lagi lama-kelamaan film lokal semakin monoton dan kualitasnya berkurang. Bahkan bioskop ternama pada era tersebut, Bioskop 21, hanya menayangkan film-film buatan luar negeri dan mengesampingkan film lokal untuk ditayangkan di bioskop pinggiran.

Keadaan ini semakin diperparah dengan mulai bermunculannya stasiun televisi swasta pada era 1990-an yang menayangkan drama televisi atau sinema elektronik, yang biasa disebut dengan sinetron. Masyarakat lebih menikmati menonton televisi dari rumah dan bisa dilihat setiap hari daripada harus ke bioskop. Meski begitu, ada juga beberapa film berkualitas pada masa itu yang cukup mengangkat nama Indonesia di kancah festival film sepeti Cinta dalam Sepotong Roti dan Daun diatas Bantal

2000-an (Kebangkitan Kembali Dunia Perfilman Indonesia)

Setelah mengalami pasang surut pada sejarahnya, perfilman Indonesia akhirnya mengalami kebangkitan di era 2000-am. Anda tentu masih ingat dengan film fenomelan Ada Apa dengan Cinta, Nagabonar, atau Pertualangan Sherina yang mencuri hati banyak penonton di Indonesia. Kualitas film lokal semakin diasah dan ditingkatkan sehingga tercipta sebuah film yang bagus dan bukan saja mengejar keuntungan materi belaka

Film lokal pun semakin banyak menyuguhkan genre dan variasi yang beragam sehingga tidak monoton dan membosankan, dari kisah asmara hingga action. Sebut saja film The Raid yang sukses menyabet berbagai penghargaan hingga ke kancah internasional dan membuat nama Indonesia bersinar di dunia perfilman global. Bahkan kini sudah diproduksi beberapa film animasi yang berkualitas, yang mana tentunya akan menambah keragaman dunia perfilman Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun