Pengaruh Tradisi Gentenan Terhadap Kerukunan Umat Beragama Warga Masyarakat Desa Ngadas, Kabupaten Malang
Dari tradisi gentenan yang sudah menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat Suku Tengger khususnya di Desa Ngadas mempunyai banyak pengaruh terhadap terjalinnya kerukunan di antara umat beragama.Â
Tradisi ini memberikan sebuah makna bahwa persatuan dan kebersamaan harus lebih didahulukan dan diutamakan daripada perbedaan. Persamaan sebagai masyarakat komunitas Suku Tengger yang berada di Desa Ngadas yang telah mandarah daging lebih diutamakan daripada perbedaan yang dimiliki yakni agama yang diyakini.Â
Mereka dapat hidup berdampingan di tengah perbedaan agama baik Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik ataupun Konghucu, semua tetap beribadah sesuai dengan keyakinan yang dimiliki tanpa mengganggu keyakinan orang lain. Tapi mereka juga bisa Bersatu untuk mempertahankan tradisi dan adat yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang mereka.Â
Cara dari masyarakat Desa Ngadas dalam mempertahankan tradisi yang ada, khususnya tradisi gentenan dalam memperkuat silaturahim, memperkuat tali persaudaraan dan menjalin persatuan sangatlah berpengaruh terhadap terjalinnya kerukunan umat beragama di antara mereka.Â
Kesimpulan
Kearifan lokal masyarakat dalam mempertahankan tradisi adat dan budaya di dalam perbedaan agama antar masyarakat. Â Walaupun masyarakat Desa Ngadas hidup ditengah perbedaan corak agama, mereka tetap dapat hidup rukun berdampingan dengan menjunjung tinggi toleransi beragama dalam persatuan dan kesamaan Suku Tengger.
 Kerukunan dalam hidup bersama-sama, diwujudkan warga masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan adat dan tradisi yang ada, turun temurun dari nenek moyang.Â
Oleh karena itu, kami menyimpulkan dari hasil pembahasan kami bahwasannya tradisi gentenan sangatlah berpengaruh terhadap tejalinnya kerukunan umat beragama di antara masyarakat Komunitas Suku Tengger yang tinggal di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H