Nah dari buahnya sendiri, jika diamati sekilas bisa saja kita terkecoh dan malah membayangkannya sebagai buah Nangka. Cempedak memiliki bentuk beda, yakni silinder sampai bulat, dan berukuran 10-15 x 20-35 cm.
Warnanya bisa kehijauan, ada yang kuning sampai coklat. Kulit luarnya berupa tonjolan piramidal, nampak serupa duri lunak, rapat dan licin, berpetak bak mata faset.
Harum buahnya berkarakter, ketika dibuka buahnya berwarna kuning memiliki teksur harum, lambek, licin berlendir dan  berserat serta manis sekali.
Hmm.. Secuil kisah itu, sudah bisa menjadi pembuka dan perkenalan kepada kita, siapa tahu kita nanti menginjakakn kaki di bumi etam Kalimantan Timur dan pasti juga ikut mencobanya.
Dari lauk-pauk, kudapan hingga sumber obat!Â
Kenikmatan buah Cempedak tidak berhenti sampai disitu saja. Ada saja cara untuk memaksimalkan pangan ini menjadi sajian lauk-pauk tradisonal yang mengenyangkan.
Dan memang buah ini dari dahulu menjadi andalan nutrisi dalam bertahan hidup. Tidak juga manusia, fauna ada juga paling suka dengan manisnya buah ini.
Setelah buahnya kita santap habis, dan bisa jua dibuat kue sederhana seperti Sanggar tadi. Kulit Cempedak ini bisa juga diolah menjadi Mandai pengganti lauk-pauk.
Kulitnya dikupas dari kulit luarnya, daging kulit dalam yang berwarna putih dicuci bersih, dipotong kecil, masukkan ke dalam toples, kasi garam sedikit, dan tutup.