Khususnya sebagai warga perkotaan, pernah kah kita berpikir apa sih upaya yang bisa dicoba untuk melepaskan ketergantungan kita kepada warga pedesaan. Dalam pemenuhan kebutuhan Sembako dan lonjakan harganya itu, dalam skala kecil lingkunga kita dulu? Selain beropini saja, lho!
Nah, saya pikir saat nya untuk bergerak, membantu mengatasi hal itu dengan cara:
1. Mencoba hobi baru. Mau? Yakni mencoba bercocok tanam yang memanfaatkan pekarangan rumah yang sempit di perkotaan dengan teknik hidroponik. Sebagai modelnya kebetulan saya telah memulainya semenjak 3 tahun lalu, dan itu berhasil.
Teknik Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang tidak memerlukan lahan luas. Memulainya bisa memanfaatkan bahan bekas dan menggantungkannya di tembok. Dan materi memulainya telah banyak buku yang menulisnya. Ikutin saja!
Tekniknya bercocok tanamnya bisa menggunakan hidroponik NFT (Nutrient Film Teknik)yang banyak digunakan orang. Yakni menggunakan pipa talang dan pompa. Melakukannya hanya melubangi pipa itu untuk bibit tanaman yang diletakkan pada penampung. Alirkan air dengan pompa sebagai nutrien tumbuhan.
2. Yuk, kita menggunakan e-commerce pertanian! Masyarakat perkotaan kini dengan mudahnya tersentuh dengan teknologi. Terutama berbelanja kebutuhan pokok menggunakan start-up pertanian seperti Tanihub, regopantes dan lain-lain. yang aplikasinya dapat mudah didapatkan di gadget kita.Â
Melalui model belanja ini, kita sebagai petani dan konsumen akan mendapatkan harga yang pantas pada hasil pertanian yang kita inginkan. Karena harga langsung dari petani. Belanja Sembako keluarga akan lebih praktis, dimana produk bisa dipesan dan diantar ke alamat tentunya dengan grastis ongkos kirim.
Dan sisi lain, saya juga bisa menghasilkan pendapatan lain, dengan menjual hasil bercocok tanam yang berlebih tadi dengan menjadi mitra start-up pertanian tadi, walau dalam volume kecil.