Mohon tunggu...
Hartati
Hartati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kosakata Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

4 Desember 2022   17:25 Diperbarui: 4 Desember 2022   17:25 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meningkatkan Kosakata Siswa Dalam Pembelajaran Procedure Text ( Recipe) Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Aplikasi Canva Sebagai Media Pembelajaran 

Oleh: Hartati, S.Pd.I, Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Mendobarat

Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang diseluruh dunia. Sistem pendidikan di Indonesia baik di tingkat SMP maupun SMA memberlakukan pelajaran bahasa Inggris dalam proses pembelajaran dikelas. Pada era digital saat ini, setiap guru dituntut menggunakan berbagai jenis sumber belajar, strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi untuk menstimulasikan ketertarikan siswa terhadap pelajaran yang diajarkan khususnya pada pelajaran Bahasa Inggris.

Praktik Pembelajaran yang telah dilakukan penulis di SMPN 1 Mendobarat, yang beralamatkan di Jalan Pahlawan 12 Desa Petaling Banjar Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Lingkup pendidikan yang diajarkan merupakan Sekolah Menengah Pertama di kelas IX A dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Praktik pembelajaran ini dilakukan pada hari Senin dan Selasa, tanggal 28 November 2022 dan 29 November 2022.

Pada pembelajaran ini hal yang ingin dicapai adalah meningkatkan penguasaan kosakata atau vocabulary siswa dalam pembelajaran Procedure Text (Recipe). Dimana siswa mengalami kesulitan dalam penguasaan kosakata atau vocabulary khususnya pada kata benda (noun) dan kata kerja (verb). Selama ini banyak siswa yang masih belum terinspirasi untuk menandai kosakata baru dan mengartikannya. Selain itu, siswa juga jarang membuka kamus, dengan alasan mengunakan kamus di Handphone lebih praktis, tapi ketika pembelajaran tak jarang siswa malah bermain game.

Disamping itu, belum maksimal guru dalam menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif yang dapat menstimulasikan minat dan ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran. Guru lebih nyaman menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran yakni, metode ceramah dan diskusi kelas. Dalam pemanfaatan teknologi, guru kurang memanfaatkan TPACK (Technological Pedagogical Content and Knowledge) dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada peserta didik, peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru. Pembelajaran yang hanya berpusat pada guru saja membuat suasana kelas yang monoton, sehingga pada proses pembelajaran siswa sibuk mengobrol dengan teman sebangku, sehingga pembelajaran jadi tidak bermakna. Untuk itu guru perlu mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, menantang dan menyenangkan dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi yang dipelajari. Serta penggunaan Ice Breaking di sela-sela proses pembelajaran agar siswa lebih bersemangat.

Sebagai guru, kita harus dapat memotivasi siswa misalnya melakukan pendekatan terhadap mereka untuk mengetahui apa yang mereka inginkan selama proses pembelajaran. Kita harus memfasilitasi merekan dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk mereka agar mereka tertarik selama proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan untuk membantu permasalahan siswa tersebut adalah dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning adalah salah satu model instruksional yang mana siswa belajar melalui sebuah penyelesaian masalah menggunakan masalah yang nyata sebagai konteks bagi siswa dalam berpikir kritis dan kemampuan dalam penyelesaian masalah dalam kelompok belajar. Dalam pembelajaran Problem Based Learning guru berperan sebagai fasilitator dalam kolaborasi pengetahuan siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghadapi tantangan pada kegiatan Praktik pembelajaran ini kali ini guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dimana terdapat 5 tahapan, yang pertama adalah mengorientasikan siswa pada masalah, yang kedua adalah mengorganisasikan siswa untuk belajar, yang ketiga adalah membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, yang keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah serta memberikan apresiasi kepada siswa karena sudah mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan metode ini siswa menjadi aktif dan kooperatif selama proses pembelajaran. Selain itu, guru menggunakan aplikasi Canva sebagai media persentasi sekaligus pembuatan LKPD yang menarik dan pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran yakni berpusat pada siswa sehingga proses pembelajaran lebih interaktif karena siswa dapat berdiskusi dengan teman sebaya sehingga guru sedikit terbantu dalam proses pembelajaran tersebut, dan guru sebagai fasilitator dengan demikian guru hanya menjembatani siswa dalam memperoleh informasi dan masalah yang harus mereka selesaikan.

Pada kegiatan praktik ini guru melakukan 2 siklus pertemuan yaitu hari pertama Senin, 28 November 2022 dan hari kedua pada Selasa, 29 November 2022 di kelas IX A dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Pada siklus pertama indiator pembelajaran yang harus dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi fungsi sosial, ciri kebahasaan dan struktur dari label serta menganalisa kosakata pada label makanan dan minuman. Pada siklus kedua, siswa diharapkan mampu melafalkan kosakata dengan benar, menterjemahkan kosakata yang berkaitan dengan label makanan dan minuman serta mampu menyusun kata acak menjadi kalimat yang tepat. Dalam praktik siklus kedua siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal untuk menguji siswa terkait pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Praktik ini ditulis dan dibagikan agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan model pembelajaran Problem-based Learning (PBL), Pendekatan Saintifik dan Penggunaan aplikasi Canva sebagai media persentasi. Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas khususnya penguasaan kosakata dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator, dan pembimbing serta mampu mengemas pembelajaran sedemikian rupa dari membuat perencanaan seperti membuat perangkat RPP, LKPD, serta instrumen evaluasi. Selain itu, guru juga berperan dalam melakukan refleksi kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Ada beberapa tantangan dalam praktik pembelajaran ini dikarenakan ini adalah hal yang baru bagi peserta didik dan guru sendiri dimana guru harus menyiapkan lebih banyak peralatan dan media pembelajaran dari biasanya, guru keluar dari zona nyaman yang membuat siswa kurang aktif. Sama halnya pada peserta didik yang jarang belajar dalam kelompok mereka harus berinteraksi dengan kelompok kecil, berdiskusi secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan mereka serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok, masih ada siswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena kurangnya kerjasama dan kurang peduli dengan tugas yang diberikan. Sama halnya dalam persentasi, beberapa siswa belum percaya diri dalam menampilkan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Oleh karena itu, peran guru dalam membimbing siswa sangatlah diperlukan.

Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran, guru sebagai fasilitator, dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran, kepala sekolah sebagai koordinator dan pengawas kegiatan PPL, serta rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini yaitu guru yang kompeten dalam memahami materi yang akan diajarkan kepada siswa dan juga sumber belajar yang tidak hanya berbatas pada buku paket siswa melainkan mencari referensi lain dari buku lain yang relevan serta sumber internet yang jelas agar referensi pembelajaran luas dan tidak monoton.

Dampak dari aksi yang sudah dilakukan hasilnya cukup efektif. Karena siswa dapat menguasai beberapa kata baru beserta artinya. Selain itu siswa bisa mengkategorikan kosakata dalam bentuk kata benda (noun) dan kata kerja (verb) dan melafalkannya dengan tepat serta menyusun kata acak menjadi kalimat yang padu. Selain itu, ketika mereka menemukan kata baru mereka mulai aktif mencari di kamus atau bertanya kepada teman bahkan kepada guru. Setidaknya hal ini sudah menunjukkan peningkatan, karena sebelum dilaksanakan PPL mereka enggan untuk menemukan arti kata baik itu dalam kamus maupun bertanya secara langsung kepada teman atau guru.

Dalam kegiatan praktik ini siswa lebih senang dan aktif selama proses pembelajaran. Apalagi ketika mereka bekerja dalam kelompok, dengan pengawasan guru siswa menjadi lebih aktif dan kooperatif dalam berdiskusi untuk menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru. Respon baik juga diberikan oleh teman sejawat selaku observer yang menyebutkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning,  pembelajaran inovatif serta penggunaan media yang menarik sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang sedang dipelajari.

Faktor keberhasilan dari praktik pembelajaran ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yakni kepala sekolah dan rekan guru lainnya yang telah membantu mengakomodasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam praktik ini. Selain itu, pemilihan model dan media pembelajaran yang menarik. Dengan model pembelajaran, teknik pembelajaran dan media-media pembelajaran yang menarik itu dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru perlu mengidentifikasi karakteristik siswa, berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta mencari referensi dari berbagai sumber yang terkait. Mempersiapkan perencanaan dengan matang, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana, mengevaluasi hasil pembelajaran dan melakukan refleksi diri untuk pembelajaran yang lebih baik lagi. Berdasarkan pembahasan diatas, penulis berharap guru pada era digital saat ini memahami pentingnya strategi dan model dalam pembelajaran serta penggunaan TPACK dalam pembelajaran abad 21. Selanjutnya, diharapkan guru dapat memberikan dampak positif bagi siswa dan rekan sejawat serta menerapkan ilmu yang bermanfaat setelah mengikuti kegiatan PPG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun