Mohon tunggu...
Invest Papua
Invest Papua Mohon Tunggu... -

Tranformasi Indonesia dengan Integitas

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sepakbola Indonesia Harus Dipimpin oleh 'Ahok'

13 September 2014   05:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:50 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14105337461734017613

illustrasi pribadi

Sepakbola Indonesia harus mempunyai kepemimpinan AHOK :

A

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.

Pengurus, Pelatih, Pemain, Penonton/Suporter, semuanya adalah unsur, bagian yang penting untuk membangun Sepakbola Indonesia. tanpa ada A pada mereka, seperti sekaranglah hasilnya : Seret Prestasi, carut marut Induk Organisasi Sepakbola 250 juta jiwa, Pemain yang dibawah standard hasrat publik bola dan Penonton kesetanan yang siap perang ketika menerima kenyataan tim kesayangannya gagal meraih kemenangan.

Jangan-jangan nilai kemanusiaan di Sepakbola kita sudah tidak ada lagi ? kesadaran individu dan kelompok untuk bertingkah laku baik seakan jauh seperti timur dan barat. Semakin hari semakin suram, ada apa dengan para unsur pembangun sepakbola kita, justru merekalah yang menghancurkan harapan-harapan besar yang ada.

Jika mau melihat lebih dalam dan lebih jauh, ternyata akarnya adalah pada Pembinaan Usia Dini sepakbola Indonesia yang tanpa arah, tanpa pola jelas, struktur, apalagi program. Bibit-bibit A pada sepakbola usia dini tidak tersemaikan. Waktu mematangkan bom waktu, munculah generasi beringas di lapangan dan di luar lapangan, termasuk elit-elit pengurus sepakbola tanah air ini. Semoga A masih belum terlambat ditaburkan pada generasi baru Sepakbola kita, di tangan anak-anak usia 10 sd 15 tahun kita akan bertaruh dan bergantung bagaimana nasib masa depan Sepakbola kita.

H

Hasil !

Semua ingin melihat hasil. Pohon yang baik, buahnya baik, Kerja sembarangan Hasilnya buruk. Kerja keras, ketekunan dan kegigihan akan mencapai hasil baik, kata orang disebut 'berhasil'. Kapan kita menyebut sepakbola Indonesia berhasil ? moga-moga Persipura lolos ke Final AFC, karena sejarah baru tercipta. Senang bukan menonton Persipura ? Puaskan dengan hasilnya ? bukan soal menang dan kalah, tapi Fighting Spirit, semangat dan permainan sepakbola dengan fair play dan strategi, tehnik, yang membuat mata tidak berkedip, sehingga lupa kopi panas sudah menjadi dingin, karena asik menikmati 11 pemain mengelola serangan dan bertahan, kapan kita terakhir menikmati hasil tontonan segar dan membuat kita bangga sebagai 'Indonesia' ketika kesebelasan kesayangan kita 'memuaskan' harapan-harapan dan impian.

Wajar saja, Pelatih yang tidak 'berhasil' dipecat, Pelatih yang 'berhasil' di promosikan, sebaliknya para pemain juga sama. Tidak perlu hard feeling Fren. Jatuh bangun, maju mundur, demi sebuah prestasi dan standar yang baik itu biasa. Harga diri tidaklah lebih murah ketika kita sedang gagal dan jatuh, justru itulah sebuah kebangkitan, ketika kita mengalami kejatuhan. Ingat kata-kata Ayahanda Batman ketika menemukan si Batman kecil terperosok di lubang sumur, Ketika engkau jatuh, engkau membutuhkan kebangkitan. Ibarat 2 kartu sakti kuning dan merah di kantung wasit, teguran, disiplin, konsekuensi, selalu mengikuti system untuk membentuk hasil yang baik. Pertandingan mana yang pantas tanpa wasit memegang 2 kartu itu ?

Jika kita ingin hasil baik, cintailah Prosesnya, nikmatilah jerih lelah, susah payah, dalam membina anak-anak kita untuk mencapai hasil dari sebuah perjuangan.

O

Orientasi ke Orang !

Ngurus sepakbola adalah ngurus Orang. Orang harus diurus dengan sentuhan hati, Orang yang hidup perlu kehidupan. Organisasi penting, System perlu, tapi perlu orientasi kepada manusianya dalam membangun sepakbola handal. Pemain sepakbola mati kelaparan, terlunta-lunta tanpa gaji kunjung dibayar, kebanyakan Pelatih dan Pemain sudah dianggap seperti produk, bukan orang lagi. Ketika pemain tidak lagi bermain, atau pelatih tidak sanggup lagi melatih, bagaimana masa depan mereka ? adakah jaminan pensiun di hari tua mereka, ataukah kita akan terus menerus membaca di media tentang kisah-kisah pilu mantan pemain hebat berakhir bejat atau hacur derajat. Siapa yang bertanggung jawab atas masa depan mereka ? pemerintah ? Pemilik Klub ? atau Tuhan ? paling enak memojokan dan menyalahkan Tuhan ketika terjadi masalah tanpa solusi. enak aj ...

Bos-bos yang dipercaya uang negara, perhatikanlah orang-orang dibawah.

Orientasi pembinaan sepakbola usia dini harus berfokus kepada pemain sebagai 'orang' bukan boneka dan bukan produk bagi industri sepakbola. Pakailah hati nurani, jangan kalkulator terus.

K

Karakter.

Kualitas mental dan moral individu. Tanpa ada Karakter yang baik dan standard kualitas mental yang tinggi, Sepakbola akan jadi ajang baku tipu, baku ribut, baku bunuh. Investasikan sebanyak mungkin waktu, uang dan tenaga untuk menanamkan Karakter pada bangsa ini.

Biarkanlah AHOK jadi pemimpin sepakbola Indonesia, kalau kita masih ngarep Timnas main di Piala Dunia sebelum Kiamat.

Setujukah anda Ahok memimpin sepakbola Indonesia ?

#UniPapua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun