Dalam sesi bincang-bincang intim tersebut, Sahulata menyampaikan perjuangannya selama di Jepang yang ia gambarkan seperti chigiri'e - seni jepang yang menggunakan robekan kertas berwarna-warni dan disusun menjadi sebuah lukisan yang indah.
"Kita mungkin mengalami kegagalan, kesedihan, kegalauan karena ditinggal orang yang kita sayang, dan hal-hal buruk lain. Tuhan itu merobek-robek kita. Tapi percayalah dibalik semua itu sebenarnya ia membentuk sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita pikirkan. Semoga anak-anak remaja terus semangat untuk berkarya dan nama Tuhan dipermuliakan," ujarnya.
Kegiatan ini merupakan koinonia (persekutuan) antara Remaja Sektor Zaitun dan Sektor Siloam Jemaat GPM Soya.Â
Barends Unwakoly (25) sebagai Ketua Pengasuh Sektor Zaitun menegaskan pentingnya kegiatan seperti ini agar potensi remaja dapat terus dikembangkan secara maksimal.
"Kegiatan yang kami lakukan ini bertujuan agar remaja Soya dapat belajar tentang dunia luar. Setiap anak memiliki kesempatan yang sama dan harus dikelola dengan baik. Semoga mereka dapat memahami perannya sebagai remaja, meningkatkan kapasitas, dan mengandalkan Tuhan seperti kakak Denise Sahulata," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama Aldo Maitimu (14), Ketua Remaja menyampaikan harapannya tentang kegiatan ini dan motivasinya untuk terus maju kedepan.
"Saya merasa sangat bangga. Kegiatan ini adalah hal yang baru dan pelajaran yang diberikan sangatlah penting. Semoga kita bisa seperti kakak Denise yang pergi ke luar negeri," tegasnya.
Kegiatan Sharing Session diawali dengan ibadah singkat diikuti sesi bincang-bincang dan tanya jawab. Dihadiri oleh 35 remaja dan pengasuh yang berasal dari Sektor Zaitun dan Sektor Siloam, kegiatan berlangsung selama dua jam. (WB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H