Mohon tunggu...
Angiola Harry
Angiola Harry Mohon Tunggu... Freelancer - Common Profile

Seorang jurnalis biasa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kenapa (Tidak) Bekerja dengan Cinta?

19 Februari 2020   09:29 Diperbarui: 21 Februari 2020   14:29 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja dengan hati (Sumber: pixabay.com/kaboompics)

Parahnya, bos-bos mereka pun kelakuannya sama, tidak efektif, sehingga mereka yang sering lembur dianggap lebih baik dari yang tenggo. Lantaran itu tadi, kuantitas lebih diutamakan ketimbang kualitas. Maka ada dua hal yang patut dibereskan dari masalah-masalah di atas. 

Pertama manajemen waktu dan banyak-banyak memperbaiki diri. Kedua, perusahaan membenahi penilaian kinerja, banyak-banyak berdialog dengan pegawainya, saling mengisi mereka yang kekurangan dengan yang kelebihan.

Lebih jauh Puspita menjelaskan, ada 4 tipe engagement karyawan. Tipe kedua adalah yang harus bisa diantisipasi para atasan. Tipe ketiga dan setelahnya lebih baik tak ada:

  1. Pertama tipe karyawan efektif, yakni mereka yang memiliki skill tinggi dibarengi semangat dan kesetiaan yang tinggi.
  2. Kedua, karyawan detached, yakni mereka yang berkemampuan (skill) tinggi, namun semangat dan loyalitasnya loyo.
  3. Ketiga adalah karyawan frustasi, yang memiliki semangat dan kesetiaan cukup tinggi namun skill mereka rendah.
  4. Dan yang terakhir ialah tipe karyawan tak efektif, dengan semangat kerja, kesetiaan, serta kemampuan yang rendah.
  5. Tipe terakhir tak lain adalah karyawan benalu. Perusahaan tak bisa menghindari terdapatnya klasifikasi tipe karyawan tersebut. Namun perusahaan yang prima adalah yang 95 persen karyawannya efektif, sisanya hanya karyawan detached. Itu pun dengan manajemen yang terus mendorong peningkatan jumlah efektivitas karyawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun