"Lha, ini setting untuk koneksi wifi-nya belum dihidupin, Bu. Pantas tidak konek"
"Tadi hidup kok, tetapi karena koneksi wifi-nya nggak bener, jadi mati deh." Idihhhh, apa'an begitu? Ini yang ajaib wifi hotel atau tablet si ibu ya?
Lain waktu, saat weekend, tamu saya adalah dua orang mas-mas berpenampilan hikers. Bawa tas kemping yang segede walaiyum gambreng, celana cargo selutut, bau keringat, sepatu gunung yang berlumuran lumpur. Wait, what? Ini baru dari gunung atau dari sawah? Lagian, hiking kok pakai acara menginap di hotel segala? Kan harusnya kemping di tenda. Tetapi ah sudahlah, bukan urusan saya.
Urusan check in sih termasuk tidak ribet, begitu selesai urusan registrasi dan pembayaran bisa langsung masuk kamar. Tetapi begitu malam mulai menjelang, berderinglah telepon di meja resepsionis.
"Resepsionis, selamat malam. Bisa dibantu?"
"Pak, bisa cari cewek nggak?"
"Cewek?"
"Iya, cewek. Ce-e-we-e-ka, cewek!" Dia bahkan mengeja, dipikir saya mengidap disleksia. Busyet nih manusia, cara ngomongnya seperti menyuruh saya mencari kodok saja.
"Maksudnya apa ya, Pak?", saya pura-pura tidak mengerti, padahal saya sebenarnya sudah tahu maksudnya apa. Sekedar mengulur waktu, mencari kalimat penolakan yang diplomatis.
"Ya, tau sendirilah." Tau sendiri nenek loe! Anda pikir saya germo?
"Mohon maaf ya, Pak. Untuk yang begitu, kita tidak fasilitasi"