Jika anda pikir mereka bikin pizza asal cap-cip-cup belalang kuncup, alias asal comot bahan dan asal bakar. No..., anda salah! Mereka bekerjasama dengan seorang kenalan orang asing tersebut di atas. Istilahnya, mereka juga melibatkan 'pemuda setempat'.
Saya sendiri pernah mencoba bikin pizza, hasilnya jadi bakwan. Saya bisanya cuma bikin Tortilla. Maklum, orang Spanyol. Tapi gak usah di-test ya! Nanti ketahuan bohongnya.
Kembali lagi ke pembahasan pizza, jangan bayangkan se-fancy Pizza Hut atau Papa Ron's Pizza dengan keju mozarela yang larik-larik keju cairnya bisa melar jika ditarik sampai ke luar angkasa. Pizza Andaliman tampilannya sederhana, but hey...less is more!
Pizza Andaliman khas di dressing-nya yang mengangkat rasa bumbu khas hidangan Batak: andaliman, sebagai selling point.
Saya sendiri bukan penggemar pizza, juga bukan penikmat rasa andaliman. Tetapi ketika pizza dipadu dengan saos andaliman, kok nikmat tiada tara ya?
Karena alasan rivalitas bisnis, sudah umum jika pemilik usaha kuliner biasanya merahasiakan resep yang mereka gunakan dalam produk jualan mereka. Tetapi pemilik Pizza Andaliman ini malah sebaliknya, senang berbagi. Saya ingat banget di samping kedai pizza ada spanduk bertulisan resep & cara membuat pizza andaliman seperti yang mereka jual.
Tetapi memang betul juga, bahwa resep boleh sama, tetapi vibe yang berhubungan dengan human touch seperti penyajian & pelayanan pasti berbeda, karena memang itu poin utama hospitality.
Saya sendiri pernah mencoba (lagi) membuat pizza dengan mengikuti resep yang ada di spanduk. Hasilnya tetap jadi bakwan. Orang lain mungkin hasilnya jadi tempe mendoan. Makanya sampai sekarang Pizza Andaliman masih melenggang sendirian sebagai 'the top notch pizza' di Toba.
Beberapa kali saya mengunjungi tempat ini, baik solo karir, maupun menjamu teman yang datang dari luar kota, luar negeri, maupun dari neraka. Sesuai namanya, jualan utamanya memang pizza. Tetapi bukan berarti gak ada menu lain seperti nasi atau cah kangkung. Tapi kalau mau makan nasi, ngapain jauh-jauh ke Danau Toba, hei?
Jadi kalau kita pesan pizza, kita dikasih dua macam dressing creamy: warna orange & warna krem. Yang berwarna krem yang mengandung andaliman, dan itu yang selalu saya incar. Yang berwarna orange? I don't care! Saya curiga mengandung cabe merah keriting yang bisa mengubah saya seketika menjadi naga: mengeluarkan api dari mulut.
Menu lain favorit saya, saya lupa namanya, tetapi semacam appetizer (atau dessert, ya!?) berwujud nenas yang dibentuk jadi perahu, diisi dengan potongan buah-buah tropis, disiram cuka mangga (orang-orang sini menyebutnya 'wine manggo'. Iya'in aja!), dan beberapa scoup ice cream.