Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Voice of Baceprot, Trio Metal Minimalis

7 Desember 2021   18:16 Diperbarui: 9 Desember 2021   20:15 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Voice of Baceprot adalah anti-tesis dari Efek Rumah Kaca. Period!!!"

Sebenarnya ingin membahas soal musikalitas Voice of Baceprot, tapi (pasti) Kevin jadi orang pertama yang mematahkan semua isi tulisanku. Lha wong lagunya Blackpink yang "Ddu-du-ddu-du" pernah kubilang lagu metal, dia malah tidak percaya.

Kevin anak metal, tapi aku juga! Kevin punya banyak kaos metal, tapi aku juga punya --walau cuma satu: Tombstone.

Tapi, biar bagaimanapun, aku hargai itu meski ujung-ujungnya akan dihardik juga olehnya. Tak apa. Makanya, aku ingin menempatkan Voice of Baceprot (VoB) pada kotak yang lain: minimalis.

Saat pertama kali mendengar School Revolution, aku langsung suka. Spotify yang pertama memberitahuku lewat Daily Mix saat aku sedang senang-senangnya mengulang lagu BMTH dan beberapa lagu barunya yang sungguh EDM itu.

Lagu-lagu BMTH berpindah dari satu lagu ke lagu lainnya dan... "hey!" School Revolution nyempil di antara lagu-lagu metal.

Lagunya enak, tentu saja, tapi musik metal dengan logat sundanya itulah yang pertama mencuri ketertarikanku.

Sudah lama betul aku tidak mendengar musik metal yang-rada-nyunda seperti mereka. Mungkin lagu terakhir yang kudengar dari Bajing Luncat lewat single "Becak Tiguling".

Jika Singapura kita kenal dengan Singlish, maka Sundish, barangkali, adalah padanan yang tepat untuk cara orang-orang sunda saat berbicara Bahasa Inggris. Beda. Beda sekali.

***

Bukan karena mereka perempuan. Bukan pula karena mereka menggunakan hijab. Apalagi memainkan musik metal. Buatku, yang membuat mereka berbeda, justru karena minimalis.

Voice of Baceprot adalah anti-tesis dari Efek Rumah Kaca. Period. Jika kita mengenal Efek Rumah Kaca dengan trio pop minimalis, maka Voice of Baceprot itu trio metal minimalis.

Musik metal memang rumit bagi yang mendengarkan, tapi mudah bagi yang memainkan. Temanku pernah bilang seperti itu, dulu.

Voice of Baceprot hadir dengan segala perbedaan musik metal lainnya: minimalis, metal minimalis. Entah apakah ada genre itu?

***

Voice of Baceprot adalah anti-tesis dari Efek Rumah Kaca. Meski sama-sama beranggotakan 3 orang personil, perjalanan mereka serupa dengan jurang yang berbeda.

Efek Rumah Kaca baru berani tampil di depan publik saat melewat berjam-jam latihan di studio. Hanya latihan dan latihan mencari bentuk musik.

Barangkali sama seperti Voice of Baceprot, bahkan mereka bertiga memulai itu semua saat tidak ada yang sama sekali bisa memainkan alat musik.

Inilah bedanya: Efek Rumah Kaca mulai muncul ke permukaan skena musik saat "sudah jadi" Efek Rumah Kaca. Sedangkan tidak dengan Voice of Baceprot, mereka muncul dan tampak beda karena perempuan berhijab dan memainkan musik metal dan asal Garut.

Tapi, jika ingin bersaing pada industri skena ini, pembeda adalah senjata utama. Ketiga aspek itulah "The Magic of Three" --mereka yang fokus pada personal branding pasti familiar dengan istilah itu-- dari Voice of Baceprot.

Maka, aku sangat mengapresiasi pendalaman yang dilakukan oleh masing-masing personil VoB. Selama di Jakarta, mereka mendatangi musisi profesional untuk berguru.

Datang laiknya seorang pendekar yang ingin menambah jurus-jurus baru, memperkaya keahlian dan hal-hal baru yang belum pernah atau belum tahu tentang skena musik ini.

***

Sebenarnya aku sudah menahan-nahan untuk tidak menulis ini, tapi biarlah: Voice of Baceprot adalah band amatir yang mendapat kesempatan dan waktu yang tepat sehingga kita kenal sekarang.

Kemudahan yang generasi mereka dapatkan bisa dimaksimalkan sebaik mungkin.

Jika dulu kita dicekoki dengan beragam fundamental atau dasar-dasar yang kadang apakah akan berguna dalam hal yang kita dalami, fase tersebut bisa dilompati oleh generasi kiwari.

Apa yang dilakukan Voice of Baceprot inilah yang semestinya bisa dilakukan banyak orang: coba saja dulu, tampil, bermain, menikmati, dan senang. Setelah itu, sambil jalan, baru belajar fundamental atau dasar-dasar untuk menguatkan.

Sekali waktu saat bertemu (alm) Kang Idang Rasjidi beliau pernah bilang, "... kita (mesti) selalu berada di dasar. Karena dengan kita berada terus di dasar, kita tidak akan bisa jatuh."

  • Siti berguru dengan Gusti Hendy (Gigi)
  • Widi berguru dengan Barry Likumahuwa (Barry Likumahuwa Project)
  • Marsya berguru dengan Stevie Item (Dead Squad)

Ih, keren! \m/

***

Meski belum pernah menonton mereka secara langsung --perform, singkatnya-- tapi jika mendengar lagu School Revolution, maka akan kentara sekali bahwa VoB is different.

Ada beberapa bagian saat Marsya (vokal dan gitar) sedang memainkan melodi, maka bagian ryhthm akan diisi oleh Widi (bass) atau Siti (drum).

Begitu juga sebaliknya, ketika rhythm diisi oleh Marsya, maka bagian melodi akan diisi oleh bass maupun drum.

Jarang sekali musik metal seperti itu, bukan? Ingin bilang tidak ada, tapi Kevin pasti akan menghardik dengan menyebut band-band lain yang juga seperti itu. Ah!

Bahkan kalau sedang perform, katanya Marsya saat ditanya Desta di Tonight Show, mereka tidak menambah pemain untuk mengisi --pemain gitar atau piano, misalnya. Voice of Baceprot yang bertiga orang itu saja. Minimalis.

***

Siti is my badass for all VoB's interviews. She's so funny. Sekarang ini hiburanku kalau jeda mendengar lagu-lagu VoB, pasti nontonin semua interview mereka.

Aku sudah tahu dan hapal apa yang jadi arah wawancara mereka, tapi Siti selalu punya reaksi yang berbeda. Kocak-kocak.

Saat wawancara dengan BBC Indonesia, misalnya, wajahnya Siti tiba-tiba berubah tidak enak ketika Marsya ditanya tentang VoB. Selesai menjawab, Widi langsung nyamber: kenapa, sih?

"Ada yang bunyi," kata Siti. "Perut aku, maaf ya, laper... baru makan sandwich, belum ketemu nasi di sini (Belanda)." Lah,? Kocak~

Atau, saat sedang berbincang dengan Dewa Budjana dan Titik Hamzah, bassis dari band Dara Puspita.

Oma Titik menceritakan pengalaman pertamanya saat jadi band perempuan pertama yang bisa tur internasional. Kota yang pertama yang dikunjungi, Teheran.

Siti, lagi-lagi Siti merespon dengan wajah yang sama herannya seperti kata Teheran yang baru didengarnya.

Melihat reaksi Siti, langsung Dewa Budjana menanyakan itu, "tahu Teheran, gak?" Siti menjawab engga, tapi tanpa suara dan menggelengkan kepala.

"Iran, Teheran itu di Iran," kata Dewa Budjana. Mendengar negara Iran, reaksi Siti makin heran. "Iraaaaaan... Iran you know?" kata Oma Titik sambil bercanda menjewer Siti. Kocak beut dah, ah!

***

Voice of Baceprot kini sedang menjalani tur Eropa. Selamat. Tur ini bahkan menjadi penampilan perdana VoB tampil "secara langsung".

Di antara negara yang sedang mereka kunjungi, Marsya bicara tentang keresahannya sebagai perempuan, berhijab, dan musik metal atau perempuan berhijab yang memainkan musik metal.

Voice of Baceprot mendapat sambutan luar biasa dari penontonnya saat Marsya membahas itu. Voice of Baceprot, lewat video tersebut, juga mendapat sambutan luar biasa dari warganet, tentunya.

Perjuangan melawan identitas itulah pesan yang ingin Voice of Baceprot bawa dalam tur Eropa mereka.

Akan sangat berat, tapi pengalaman setelah mereka kembali nanti yang sebenarnya kutunggu. Tur ini bisa jadi adalah proses mereka mencari premis-premis baru, barangkali, untuk materi album pertama mereka.

Oia, kalau Voice of Baceprot pulang dan sadar punya banyak penggemar bule-bule itu, hambokya kaos merch kalian diperbanyak ukuran yang oversize tho. Masa tinggal ukuran "S"?

Pas semelem aku mau checkout kaos, walau ukuran "S", kokya ngebayangin pas pakenya: malah kayak siskaeee pas di bandara. hadeeeuh~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun