Maka, aku sangat mengapresiasi pendalaman yang dilakukan oleh masing-masing personil VoB. Selama di Jakarta, mereka mendatangi musisi profesional untuk berguru.
Datang laiknya seorang pendekar yang ingin menambah jurus-jurus baru, memperkaya keahlian dan hal-hal baru yang belum pernah atau belum tahu tentang skena musik ini.
***
Sebenarnya aku sudah menahan-nahan untuk tidak menulis ini, tapi biarlah: Voice of Baceprot adalah band amatir yang mendapat kesempatan dan waktu yang tepat sehingga kita kenal sekarang.
Kemudahan yang generasi mereka dapatkan bisa dimaksimalkan sebaik mungkin.
Jika dulu kita dicekoki dengan beragam fundamental atau dasar-dasar yang kadang apakah akan berguna dalam hal yang kita dalami, fase tersebut bisa dilompati oleh generasi kiwari.
Apa yang dilakukan Voice of Baceprot inilah yang semestinya bisa dilakukan banyak orang: coba saja dulu, tampil, bermain, menikmati, dan senang. Setelah itu, sambil jalan, baru belajar fundamental atau dasar-dasar untuk menguatkan.
Sekali waktu saat bertemu (alm) Kang Idang Rasjidi beliau pernah bilang, "... kita (mesti) selalu berada di dasar. Karena dengan kita berada terus di dasar, kita tidak akan bisa jatuh."
- Siti berguru dengan Gusti Hendy (Gigi)
- Widi berguru dengan Barry Likumahuwa (Barry Likumahuwa Project)
- Marsya berguru dengan Stevie Item (Dead Squad)
Ih, keren! \m/
***
Meski belum pernah menonton mereka secara langsung --perform, singkatnya-- tapi jika mendengar lagu School Revolution, maka akan kentara sekali bahwa VoB is different.