2/
Rasa-rasanya gaya bermain seperti ini sedang jadi tren di sepakbola modern. Maksudnya, serangan dimulai dari belakang.
Begini, seorang kiper mengoper bola ke pemain belakang. Memainkannya dengan satu-dua sentuhan dan operan bersama pemain belakang lainnya. Harapannya: pemain lawan memberi pressing tinggi, setelah itu bola dialirkan ke depan dengan pola pertahanan lawan yang berantakan.
Sepintas kita akan melihat gaya bermain a la Total Football milik Belanda. Tapi, kali ini, rasa-rasanya menjadi anti-tesis atas Gegen-pressing milik Klopp.
Para pelatih mungkin lupa, satu-satunya yang paham mengatasi Gegen-pressing adalah pembuatnya.
Lantas, bagaimana dengan Arsenal ketika memakai pola tersebut? Ambyar!
Sekumpulan pemain dengan skill seadanya ditambah gelandang semacam Xhaka, maka lengkap sudah penderitaan Leno sebagai penjaga gawang.
3/
Konflik antara Unai Emery dengan Ozil adalah lelucon yang tidak lucu. Hanya karena Ozil males ikut bertahan, maka ia tidak diperlukan. Konyol, kan?
Jika tidak ingin bertahan, yha keluar menyerang. Dominasi pertandingan. Buat lawan agar supaya gawang Leno tidak tertangkap kamera. Itu. Bukan malah membangkucadangkan Ozil.
Kamu tahu, saking tidak ada yang dipikirkan Ozil, akhirnya ia memutuskan untuk menikah saja. Beban pikirian dan masalah dalam pernikahan, konon, sama-sama bikin pusing. Ini dugaan, memang.
Yang jelas, karena tidak memainkan Ozil kemudian tidak memperpanjang kontrak Ramsey dan meminjamkan Mikhi adalah kebodohan level akut dari Unai Emery.
Semua orang iri sekaligus suka-ria manakala Pepe datang. Semua tim akan ketakutan menghadapi Arsenal karena lini depan diisi dengan nama-nama seperti Laca, Auba, Pepe, dan Ozil yang memanjakan.