Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Selamat Datang, Generasi Kagetan!

30 Agustus 2019   02:22 Diperbarui: 4 September 2019   12:41 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Line-up #3: Jui Purwoto | Foto: @StandUpIndo_BGR/Panca Rafael

4/ 
Aku kaget. Set-list yang Awel bawakan ternyata persis seperti apa yang aku lihat setahun yang lalu ketika nonton dia open mic.

Bedanya: kali ini lebih rapih. Lucu. Dan yang terpenting, rasa-rasanya, butuh waktu yang panjang dan melewati banyak open mic agar supaya set-list itu fix!!

Oia, selain ada urusan, alasanku ingin datang ke Bogor (Hujan) Tawa adalah menonton Awel. Setelah menontonnya kini aku tinggal bersabar: Awel yang bertumbuh menjadi komika profesional pada umumnya.

5/
Awel menggugat: bahwa sampai saat ini masih ada pekerja --apapun bidangnya-- mendapat bayaran yang tidak setimpal. Mungkin karena Awel sendiri adalah seorang buruh pabrik, maka lewat profesi tersebut ia utarakan.

Line-up #1: Awel | Foto: @StandUpIndo_BGR/Panca Rafael
Line-up #1: Awel | Foto: @StandUpIndo_BGR/Panca Rafael
Awel membandingkan dari fasilitas hingga upah yang diterima buruh jauh berbeda dengan karyawan kantoran pada umumnya: ari mulai kesehatan, asupan gizi, hingga gaji bulanan.Awel mengajak penonton kaget lewat tokoh yang ia buat dari jokes-nya dengan apa yang diterima buruh. Namun, tentu saja, dengan sangat lucu.

6/
Dany Beler ini sialan betul. Malam itu ia tampil amat lucu. Mendengar bagaimana setiap bit yang ia sampaikan sambil aku membayangkan: andai ia tampil seperti ini ketika masih di SUCI-7, barangkali, Ridwan Remin punya saingan berat pada laga final. Yang artinya: All Bogor Final.

Line-up #2: Dany Beler | Foto: @StandUpIndo_BGR/Panca Rafael
Line-up #2: Dany Beler | Foto: @StandUpIndo_BGR/Panca Rafael
Keresahan yang Beler sampaikan adalah gejala umum: di mana media sosial telah membuat kaget banyak orang pada banyak level: dari anak-anak hingga orangtua.

Beler menjelaskan karena media sosial --serta perangkat yang menyertakannya-- anak-anak jadi tampak jauh lebih dewasa dari umurnya; orangtua tampak jauh menyerupai anak-anak yang punya mainan baru.

Meski premisnya sangat amat umum perihal pahala yang didapat seorang anak ketika sabar mengajarkan orangtua media sosial, tapi setiap kasusnya punya nilai tersendiri. Sampai satu waktu, ketika kita benar-benar jengkel, ada orangtua yang dulu dengan sabar mengajarkan kita hal-hal yang jauh lebih remeh dari itu.

7/
Keresahan yang dirasakan Jui Purwoto, barangkali, adalah fenomena sosial yang tengah menjangkit di tengah masyarakat kita: gampang memberi label apapun atas apa yang mereka kehendaki sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun