***
Ada anekdot lawas tak bertuan ini: kenapa disebutnya PKL, pedangan kaki lima, pedahal kaki pedagangnya cuma dua? Soalnya tiga lainnya dipake buat lari kalau ada razia.
Tetapi, lama-lama, setelah berteman dan bergaul dengan mereka, aku jadi sedikit paham: kenapa kakinya bisa 5? Sebab, 2 kaki milik pedagannya; 1 kaki milik pembelinya; 1 kakinya milik lingkungan mereka berdagang; dan 1 kaki lainnya jadi tempat antar-warga saling bertegur-sapa.
Makanya, ketika aku tahu ada satu peraturan yang dihilangkan tentang keberadaan pedagang kaki lima, jujur: aku sedih.
Masa hanya karena satu masalah, satu ayat dalam pasal (mesti) dihilangkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H