Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Srimenanti, Joko Pinurbo

15 Mei 2019   21:04 Diperbarui: 17 Mei 2019   09:25 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memang kesunyian bisa diajarkan?"

"Itah anehnya Beni."

8/
Ini intermezo saja. Jika sudah dan/atau sedang membaca Srimenanti, coba cari arsip ketiga cerpen ini: (1) Lelaki Tanpa Celana, (2) Sebotol Hujan untuk Sapardi, dan (3) Ayat Kopi.

Sebagai tambahan: Jalan Asu.

9/
Yang jelas, aku membaca Srimenanti tepat setelah aku melahap Senyap yang Lebih Nyaring dari Eka Kurniawan. Buku terbarunya dari kumpulan esainya di blog selama 2012-14.

Pada saat itu, tentu saja, kualitas bacaanku terjaga. Bayangkan: dari Eka Kurniawan lalu disambung JokPin.

Namun, yang membedakan dari kedua buku itu adalah durasi membacanya. Untuk bukunya Eka Kurniawan, seingatku, baru bisa selesai 2 minggu. Selain tidak ada tempat dan waktu yang nyaman untuk membaca, bukunya Eka Kurniawan butuh ketelitian lebih: buku tersebut ditulis sebagaimana Eka menulis di blog, tanpa spasi.

Tetapi untuk JokPin memang sengaja aku siapkan khusus. Rockstar! Ternyata aku cukup membacanya sekali duduk.

Srimenanti memang tipis. Setidaknya untuk ukuran novel pada umumnya. Tidak lebih dari 150 halaman dengan gaya penulisan ala JokPin pasti itu tidak membuatmu merasakan sudah melewati lembar demi lembar halaman.

Tetapi, seperti yang tadi sudah aku kemukakan, karena kadung mengikuti tulisan JokPin, membaca Srimenanti, jadi sesuatu yang tidak biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun