Kiper Inggris belum siap. Tidak menyangka bola itu ditendang dengam jarak sejauh itu. Kiper Inggris melompat ke kiri. Dengan jelas ia melihat bola itu. Ia percaya bola itu mampu ia raih. Sebab dari jaraknya tadi ia berjaga tidak terlalu jauh.
Lepas. Tangannya tidak sanggup mengendalikan bola. Bola itu terpelanting ke atas tangannya. Gol. Papan skor berubah pada menit 29: Tunisia 1 - 0 Inggris.
***
Paruh waktu. Media Inggris melaporkan terjadi kerusuhan di beberapa bar dan cafe. Sebagian melaporkan keributan dipicu oleh antar suporter tim EPL. Pembakaran, perusakan fasilitas umum dan lain-lain.
Mobil-mobil dibakar di parkiran. Jalanan kota mendadak sepi. Api dan asap mengapung di udara. Sebagian pendukung Inggris lainnya merampungkan doa untuk kesuksesan Inggris di babak kedua. Berdoa dan berharap, hanya dua itu yang mereka bisa.
***
Welbz masuk. Ia menggantikan gelandang tengah yang kadung gagal memberi asupan bola serangan. Waktu tinggal menyisakan delapan menit waktu normal.
Seorang fans Arsenal menyaksikan dari layar kaca dengan senyum paling kecut yang ia punya. Untuk apa dimainkan, ya?
***
Lagi-lagi gagal. Seperti karma, ketika pemain Inggris bermain bertahan bersama timnya sedemikian rupa saat unggul, kini mereka sendiri yang mesti berupaya memecahnya.
Memasuki menit 86, bola dialihkan dari kanan ke kiri serangan Inggris. Umpan jauh itu bisa dikendalikan dengan apik. Menahannya dengan kaki kiri dan bola mendarat di bagian kanan kaki.