1/
Meeting seharian. Kalau bisa meeting semalam suntuk seperti sedang nanggap wayang.
2/
Berkemah. Meski pemerintah mencanangkan dan mengharapkan setiap desa di Indonesia sudah teraliri listrik, tapi percayalah: akan selalu ada tempat yang terlewat. Daerah itu ada, asal kamu ada sedikit usaha untuk mencarinya.
Kalau itu dirasa berat dan tidak sanggup, cukup menunggak bayar listrik. Karena nanti listrik di rumah akan dicabut. Tidak ada listrik, tidak bisa bermain medsos tho?
3/
Membaca buku. Sesekali bertemanlah dengan buku. Pergi ke perpustakaan kalau tidak punya buku. Saya jadi ingat pesan Aan Mansyur, "someday twitter will end. you need to find your own offline social media back. i recommend you library."
Jika bingung ingin membaca buku apa, ini 11 buku yang saya rekomendasikan.
4/
Berorganisasi di lingkungan sekitar. Ikut karang taruna, misalnya. Meski saya tidak yakin karang taruna masih aktif sekarang ini. Ada, tapi kehadirannya satu kali dalam setahun: menjadi panitia 17-an.
Dengan aktif berorganisasi, bertukar pikiran atau berbagi kegemaran itu jauh lebih mengasyikan daripada bermain media sosial hanya untuk kepo kegiatan mantan. Sakitnya tidak habis-habis. Apalagi kalau tahu ia lebih bahagia bersama pasangan barunya.
5/
Menulis.
6/
Jadi teman curhat yang baik. Tidak perlu jauh-jauh menasihati jika kurang mampu. Cukup jadi pendengar yang baik. Karena kadang teman yang sedang dirundung masalah tidak perlu solusi kok. Meski masalah sudah tentu tidak akan selesai kalau tidak diselesaikan.
Namun, ada beberapa kasus memang, di mana mengeluarkan uneg-uneg jauh lebih baik daripada memedamnya sendiri saja. Bilang kalau sayang, sebelum menyesal kemudian.
7/
Maraton film. Berpindah dari satu film ke film berikutnya dan berikutnya, adalah cara paling asyik ketika puasa medsos. Apalagi sekarang sedang banyak film-film bagus.
Saran saya: tiket nontonnya langsung dibuang. Tidak perlu disimpan. Sebab, ini mengundang hasrat untuk mengunggahnya ke media sosial.
Saya beri contoh, semisalnya: memfoto tiket bioskop lalu sambil diimbuhi kalimat, "tengs for today. uwuwuwuwuw~'
8/
Pacaran!
Kalau ada sebagian orang yang mengharamkan, yha ta'aruf-an, misalnya. Sowan ke rumah orang yang disayang. Bertemu keluarganya. Ngobrol, membincang apa saja. Lalu, tutup dengan niat baik untuk melamar. Tunjukan keseriusan kepada keluarga pasanganmu.
9/
Manfaatkan waktu dengan istirahat juga bisa. Tidur kalau sedang libur. Meski banyak yang beranggapan kalau libur adalah dongeng sebelum tidur. Tak apa. Tidur yang cukup banyak manfaatnya kok. Bangun ketika lapar. Kalau sudah kenyang tidur lagi.
Tapi kalau begitu terus bisa bahaya: takut keburu datang undangan nikah dari mantan. Bangun tidur mendapati kabar seperti itu tidak baik.
10/
Beres-beres rumah. Bisa membersihkan kamar, bisa memperbaiki sendiri peralatan rumah yang rusak. Mengganti genteng yang bocor. Mengecat tembok yang sudah terkelupas. Atau, jika berat, menguras bak mandi rasa-rasanya menyenangkan.
Pokoknya, anggaplah besok akan lebaran. Anggaplah besok kamu akan menerima banyak tamu di rumah dan kamu tidak ingin menjadi tuan rumah yang tidak baik.
11/
Desak pemerintah untuk memberi kejelasan tentang pemblokiran media sosial. Demo! Blokir itu cara terakhir, tapi kalau ujug-ujug diblokir tapi tidak tahu alasan jelasnya, buat apa? Masa mau begitu terus? Malas mikir itu namanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H