Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengikuti Kepercayaan Wenger kepada Xhaka adalah Sesat!

26 Februari 2018   03:00 Diperbarui: 4 Maret 2018   22:32 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai satu di antara ribuan Gooner yang kecewa, saya masih percaya Wenger. Percaya seutuhnya. Tapi, percaya pada apa yang diyakini Wenger kepada Xhaka, itu namanya sesat!

"I think today you can say he is a success because he is getting stronger in every single game, and also he has a good, consistent focus," kata Wenger, satu waktu ketika membela Xhaka.

Jadi begini. Alasan mengapa Xhaka bisa berseragam Arsenal adalah Wenger gagal mendatangkan N'golo Kante ke Emirates Stadium. Saat itu Wenger kehabisan pemain tengah. Maka, muncul opsi Xhaka sebagai penggantinya. Kemudian tanpa pikir panjang dan menawar, Xhaka dibeli dengan harga 35 juta paun.

Arsenal, kata Wenger, telah melakukan hal brilian terhadap alternatif pilihannya tersebut. Hebat betul Profesor kita satu ini, bukan?

Debutnya pun cukup fenomenal: dua kartu kuning langsung ia kantongi. Debut pemain baru dengan kartu merah merupakan sejarah tersendiri. Dan Wenger, saya kira, paling tahu bagaimana membuat sejarahnya sendiri.

Barulah ketika Xhaka membuat gol pertamanya untuk Arsenal di FA Cup dari jarak yang amat jauh. Bola meluncur seperti bintang jatuh. Dan begini cara Xhaka melakukan selebrasi: ia mengangkat tinggi tangan kanannya membentuk gerakan mulut dengan jarinya dan tangan kirinya dengan jari telunjuk menutupi mulutnya.

Xhaka (seakan) ingin membuktikan kepada Gooner kalau ia bisa melakukan segalanya untuk Wenger, Arsenal, dan (terutama) kepada Gooner. Sombong!

Pasca pertandingan itu Xhaka mulai mendapat tempat. Menit bermain semakin banyak dan masuk skuat utama. Dari sanalah bermula segala kesialan Arsenal musim lalu dan musim ini. Tidak perlu disebut, saya yakin semua paham maksudnya.

***

Wenger punya kebiasaan buruk kala berhadapan dengan bursa transfer; sebelum, saat dan setelahnya. Ia selalu bingung memertahankan pemainnya dan selalu gagal mendapatkan pemain yang diinginkannya.

Benzema adalah contohnya. Berkali-kali melobi agen dan Real Madrid selalu gagal. Mau tahu hasilnya, alternatif lain yang didapat adalah Giroud. Tidak buruk, memang, tapi ini menjadi kebiasaan. Atau, Kante seperti yang tadi telah saya sebutkan. Dan masih banyak lagi tentu saja.

Ini belum setelah bursa transfer. Kebiasaan buruk Wenger adalah langsung menempatkan pemain baru ke dalam skuat utama. Semua. Semua pemain, wabil-khusus era di mana Arsenal sudah melunasi hutang stadion dan Wenger diberi kebebasan kehendak dalam membeli pemain. Wenger (sekali lagi, seakan) ingin membuktikan kalau ia (masih) lihai dalam urusan membeli pemain second-best.

Dimulai dari menit bermain dan keegoisannya mau menyimpan skuat utamanya terdahulu. Xhaka adalah contoh paling kentara. Masih dalam dugaan, rasa-rasanya Wenger belum menemukan pemain yang setara dengan Song Bilong setelah kepindahannya ke Barcelona ketika itu. Kenapa mesti Song Bilong? Karena kalau dirunut dari Arshavin, Nasri dan Fabregas itu kejauhan.

Song Bilong adalah Vierra model terbaru. Tidak sepenuhnya memang, sebab gaya bertahannya masih ditopang pemain lain, Coquelin. Sedikit infotmasi, keduanya telah tiada di Arsenal. Tapi dalam menyerang dan meng-create serangan, Song Bilong pemain yang sedikit menyerupai.

Akurasi dan daya jelajah ruang Song Bilong di luar kotak pinalti lawan sungguh mengagumkan. Dan ini yang terpenting yang Xhaka tidak pernah bisa lakukan: memberi umpan lambung (mencungkil, kalau istilah kampungnya) dari tengah ke depan dengan melewati kepala pemain bertahan. Bola daerah seperti yang kini hilang dalam permaian Arsenal.

Singkatnya begini: Wenger masih berharap bisa membentuk tim manakala ia berhasil membuat The Invicible Team, 13 tahun lalu. Sepertinya ini merupakan bahaya laten dari terlalu lama menduduki jabatan: kepercayaan diri berlebihan terhadap diri sendiri. Setidaknya itu yang terjadi pada Soeharto, kata dosen saya dulu, sampai akhirnya ia ketagihan dan berlama-lama berkuasa.

***

Micki adalah pemain hebat. Kedatangannya membawa harapan baru, setidaknya bagi Gooner, untuk bisa menggeser Xhaka dari skuat utama. Ternyata tidak. Justru kedatangan Micki berdampak pada pemain-pemain yang selama ini telah bermain baik, seperti Wilshare, Ramsey dan Elneny. Ketiga pemain itu dirotasi.

Bahkan, sebelum bursa transfer kemarin ini, ketiga pemain itu dipisah oleh Wenger untuk beberapa kompetisi yang dijalani Arsenal. Premier League dan non-Premier League.

Sialnya, sekali lagi sial pokoknya, ketika pemain "lapis dua" berjuang di non-Premier League dari awal, secara angkuh Wenger mengganti semua pemainnya ketika sudah masuk semi-final. Mereka, pemain muda dan pemain yang gagal masuk skuat utama, berjuang sejak fase grup atau penyisihan tapi disingkirkan dengan mudah begitu saja. FA Cup, misalnya. Atau, seperti Carabao Cup (atau lazim disebut Piala Liga) salah duanya.

Betul. Butuh pengantar yang panjang untuk melatarbelakangi kekalahan Arsenal dari Man-City pada final Carabao Cup. Kesal betul rasanya kalah di laga pamungkas hanya gara-gara satu pemain. Meski yang bermain adalah tim, tetap saja terlihat lubang itu terletak pada pos posisi siapa, bukan?

Melawan tim yang hampir mengalahkan rekor capain Wenger ini bukan perkara mudah, tentu. Namun kalau sampai kalah telak itu memalukan. Tidak mudah bukan berarti tidak ada harapan untuk menang. Harapan itu selalu ada, tapi harapan itu seketika sirna sudah sejak melihat pemain yang diturunkan. Terlebih ada Xhaka di sana.

Tertinggal satu gol di babak pertama dengan mengimbangi permainan cukup lumayan. Tapi setelah tertinggal dua gol dan tiga gol pada babak kedua dan Xhaka masih dipertahankan di lapangan itu namanya kebangetan.

Sejak awal babak kedua Man-City menyerang dan menekan. Beberapa peluang lahir dan hampir menggandakan skor. Tentu tidak banyak dilakukan Xhaka. Ia cenderung lari-lari kecil sepanjang pertandingan dan menonton Man-City menyerang.

Gol yang dibuat Kompany, misalnya. Xhaka membiarkan pemain Man-City melakukan tendangan keras-mendatar ke kotak pinalti sampai akhirnya Kompany membelokan arah bola dan gol. Tidak lama setelah itu, Xhaka tidak membuka ruang kala Wilshare berhasil merebut bola dan ditekan oleh dua pemain Man-City. Bola lepas dari kaki Wilshare. Xhaka hanya lari-lari kecil di hadapan Danilo yang kemudian mudah saja memberi umpan ke Silva. Gol lagi.

3-0 Arsenal tertinggal. Chambers digantikan Wellbeck. Arsenal menyerang, berhasil keluar dari tekanan pemain Man-City, bola dioper dari kaki ke kali. Ozil memberi umpan ke Xhaka dan Xhaka dengan asal memberi umpan kepada Bellerin. Bola keluar. Iwobi sudah bersiap di pinggir lapangan. Ternyata untuk menggantikan Ramsey, bukan Xhaka.

Begini. Pada laga tersebut Wilshare adalah pemain yang sering dilanggar. Beberapa kali bahkan sampai adu mulut dengan pemain Man-City. Fernandinho sendiri kualahan menghadapi Wilshare dan satu kartu kuning ia terima. Pep memang cerdik malam itu. Alih-alih potensi akan mendapat kartu merah, maka Fernandinho digantikan dengan Silva (yang lain). Tahu kenapa Wilshare jadi pemain yang sering dilanggar? Karena hanya dengan begitu cara merebut bola darinya.

Berbeda dengan Xhaka. Tanpa dilanggar sekalipun bola dengan mudah direbut dari kakinya. Bahkan ketika Walker ingin melanggar Xhaka dengan menebas kaki, malah ia yang kesakitan sendiri.

Sudahlah. Masih banyak pertandingan tersisa untuk Arsenal. Tapi, selama Xhaka masih dimainkan, maka pada saat itu pula harapan saya tanggalkan. Cukuplah menonton pertandingan Arsenal tanpa percaya bisa menang. Saya percaya pada Wenger, tapi percaya pada kepercayaan Wenger untuk Xhaka adalah sesat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun