Tertinggal satu gol di babak pertama dengan mengimbangi permainan cukup lumayan. Tapi setelah tertinggal dua gol dan tiga gol pada babak kedua dan Xhaka masih dipertahankan di lapangan itu namanya kebangetan.
Sejak awal babak kedua Man-City menyerang dan menekan. Beberapa peluang lahir dan hampir menggandakan skor. Tentu tidak banyak dilakukan Xhaka. Ia cenderung lari-lari kecil sepanjang pertandingan dan menonton Man-City menyerang.
Gol yang dibuat Kompany, misalnya. Xhaka membiarkan pemain Man-City melakukan tendangan keras-mendatar ke kotak pinalti sampai akhirnya Kompany membelokan arah bola dan gol. Tidak lama setelah itu, Xhaka tidak membuka ruang kala Wilshare berhasil merebut bola dan ditekan oleh dua pemain Man-City. Bola lepas dari kaki Wilshare. Xhaka hanya lari-lari kecil di hadapan Danilo yang kemudian mudah saja memberi umpan ke Silva. Gol lagi.
3-0 Arsenal tertinggal. Chambers digantikan Wellbeck. Arsenal menyerang, berhasil keluar dari tekanan pemain Man-City, bola dioper dari kaki ke kali. Ozil memberi umpan ke Xhaka dan Xhaka dengan asal memberi umpan kepada Bellerin. Bola keluar. Iwobi sudah bersiap di pinggir lapangan. Ternyata untuk menggantikan Ramsey, bukan Xhaka.
Begini. Pada laga tersebut Wilshare adalah pemain yang sering dilanggar. Beberapa kali bahkan sampai adu mulut dengan pemain Man-City. Fernandinho sendiri kualahan menghadapi Wilshare dan satu kartu kuning ia terima. Pep memang cerdik malam itu. Alih-alih potensi akan mendapat kartu merah, maka Fernandinho digantikan dengan Silva (yang lain). Tahu kenapa Wilshare jadi pemain yang sering dilanggar? Karena hanya dengan begitu cara merebut bola darinya.
Berbeda dengan Xhaka. Tanpa dilanggar sekalipun bola dengan mudah direbut dari kakinya. Bahkan ketika Walker ingin melanggar Xhaka dengan menebas kaki, malah ia yang kesakitan sendiri.
Sudahlah. Masih banyak pertandingan tersisa untuk Arsenal. Tapi, selama Xhaka masih dimainkan, maka pada saat itu pula harapan saya tanggalkan. Cukuplah menonton pertandingan Arsenal tanpa percaya bisa menang. Saya percaya pada Wenger, tapi percaya pada kepercayaan Wenger untuk Xhaka adalah sesat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H