Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Seperti Premium kepada Pertalite, Kelak akan Terjadi Pada Euro 4

13 Februari 2018   17:19 Diperbarui: 13 Februari 2018   23:45 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi: Latief Putra Angga, warga Dasan Tereng, Narmada, Lombok Barat, bersama mobil ramah lingkungan ciptaannya. (Kompas.com/Fitri Rachmawati)

Kini, tengah dikembangkan bagaimana Euro 4 bisa diproduksi massal. Dalam surat Menteri LHK kepada Jokowi, disebutkan bahwa "Pemberlakuan standar Euro 4 bagi kendaraan bermotor roda 4 atau lebih diterapkan untuk kendaraan tipe baru pada tahun 2017 dan tahun 2018 untuk kendaraan yang sedang diproduksi."

Tentu ini baik. Baik untuk lingkungan karena hasil polusi yang dihasilkan tidaklah sebanyak bahan bakar lain. Baik juga karena, pemakaian bahan bakar jadi jauh lebih efisien.

"Pemberlakuan standar Euro 4 bagi kendaraan bermotor roda 4 atau lebih diterapkan untuk kendaraan tipe baru pada tahun 2017 dan tahun 2018 untuk kendaraan yang sedang diproduksi." --isi surat Menteri LHK kepada Presiden RI.

Adapun kendala yang mungkin dihadapi bila Euro 4 ini sudah diproduksi adalah (1) ketersediaan bahan bakar Euro 4 belum merata di Indonesia akan berdampak terganggunya kendaraanitas kendaraan sehingga hak konsumen tidak dapat terpenuhi.

Ini menjadi menambah tugas pemerintah tentu saja. Karena pemasalahan utama di daerah kecil belum tuntas dan/atau sedang dikerjakan. (2) Kondisi kilang dalam negeri belum mampu memproduksi BBM standar Euro 4.

Terakhir, (3) akan adanya penyesuaian standar Euro 4 dengan kebijakan pemerintah tentang penggunaan bahan bakar nabati/ biodiesel sampai 30 porsen.

***

Tapi saya selalu percaya: segala perubahan pasti selalu mengarah kepada kebaikan. Apapun bentuknya. Walau itu sekadar harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun