Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Kebetulan dan Hal-hal yang Tidak Diinginkan

12 Juli 2017   15:59 Diperbarui: 13 Juli 2017   02:06 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi ada satu hal, untuk satu ini, entah kenapa, saya percaya kebetulan. Barangkali memang saya tidak menemukan padanan kata yang tepat saja dari "kebetulan". Kebetulan sekali saya bisa menikmati sebuah guyon yang lahir bukan dari/karena menyakiti. Juga kebetulan sekali, saya hidup tidak di zaman kerajaan; di mana pelawak hanya melucu untuk kalangan istana sahaja. Dan amat kebetulan sekali, saya dan pasangan saya yang dulu punya selera yang sama dalam hal komedi.

5/

Edgar Allan Poe pernah menulis cerita pendek yang mengisahkan sisi kelam seorang pelawak kerajaan. Hop-Frog, judulnya. Dia, si pelawak itu, Hop-Frog, adalah pelawak favorit kerajaan. Di antara para pelawak lain, secara fisik Hop-Frog memang berbeda. Entah dari cara berjalan dan bentuk tubuh yang pendek. Untuk kedua alasan ini juga jadi alasan Sang Raja menyukai Hop-Frog.

Pada masa itu tidak ada yang jauh lebih menyedihkan menjadi pelawak. Secara materil mungkin menguntungkan, karena kerajaan dengan suka-rela membayar semua pelawak. Kerajaan, khususnya Sang Raja beserta para menterinya, betul-betul butuh atau haus akan hiburan setelah lelah mengurus dan memikirkan kerajaan.

Sudah begitu, Sang Raja memasang suka sebuah lelucon yang tidak rumit. Barangkali itu juga yang menjadikan Hop-Frog pelawak favorit. Melihatnya berjalan saja sudah pasti ketawa.

6/

Jika tawa adalah nafas setiap pelawak di panggung, maka, saya kira, ditertawakan karena fisik yang cenderung abnormal bukanlah cara terbaik memberi "nafas" pada pelawak itu.

7/

Pada satu waktu Hop-Frog diberi kesempatan oleh Sang Raja memberi ide untuk pesta topeng yang ingin dilaksanakan di istana. Itulah kesempatan yang dilakukan Hop-Frog di mana ia bisa membalaskan dendamnya. Setidaknya untuk memberinya pelajaran atas sikapnya terhadap dirinya dan pelawak lain.

Hop-Frog mengusulkan: Sang Raja dan para Menterinya dipakaikan kostum monyet, jadi ketika pesta sedang berlangsung Sang Raja keluar untuk menakuti. Semua pintu istana mesti ditutup supaya tidak ada yang bisa kabur keluar. Sang Raja suka ide itu. Katanya, ide gila hanya bisa keluar dari orang gila. Sang Raja tertawa puas.

Di situlah pembalasan dendam dimulai. Ketika pesta topeng berlangsung dan Sang Raja sudah siap keluar untuk menakut-nakuti, Hop-Frog --bersama teman perempuannya-- menyiapkan rencana lain. Sebuah kandang besar disiapkan untuk nantinya menangkap monyet-monyet sialan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun