Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Karena Kita adalah Thukul (yang Masih) dalam Pelariannya

23 Januari 2017   12:50 Diperbarui: 6 Oktober 2021   20:55 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari akun sendiri (dokumentasi pribadi)

Setelah selesai, orang itu terkekeh. Wiji Thukul menoleh dengan wajah gamang. Suara tawa itu lambat laun merendah dan berhenti. 

Dan (2) setelah Thukul menyamar jadi Paul. Itulah kali pertama Thukul berani keluar dengan sedikit tenang. Ia mengajak temannya, Martin, untuk minum-minum di kedai. Mereka berdua (hampir) mabuk dan Thukul membaca puisi Kemerdekaan Itu Nasi:

Kemerdekaan itu nasi
dimakan jadi tai.

4/

sembari nunggu pelem muale. baca! (dokumentasi pribadi)
sembari nunggu pelem muale. baca! (dokumentasi pribadi)
5/

Entah mengapa dari dulu saya menggambarkan Thukul tak ayalnya Tan Malaka dan Munir. Hanya saja yang ini gemar menulis puisi.

6/

Tak ada yang lebih menjengkelkan dari pergi ke bioskop sendiri dan lalu bertemu mantan menonton film yang sama dan duduk bersebelahan dengan pasangan barunya. 

Ada tiga alasan yang membuat itu semakin menjengkelkan. Saya lampirkan saja. Tak sudi saya tuliskan ulang lagi. Begini:

tangkapan layar dari akun sendiri (dokumentasi pribadi)
tangkapan layar dari akun sendiri (dokumentasi pribadi)
Sepanjang film itu, jujur, saya sangat terganggu. Hal-hal yang pernah kami lakukan --dan sebenarnya sudah saya ikhlaskan untuk lupakan-- mendadak hadir. Apalagi untuk poin terakhir. Kenyataannya itu dilakukan oleh dia dan pasangan barunya.

Saya semakin kesepian oleh kenangan-kenangan yang kembali hadir itu. Dan melihat mereka berdua, saya tak seakan tai (dalam puisi Wiji Thukul tadi).

7/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun