Sindhunata menutupnya dengan amat manis, itulah absurdum yang membuat bola jadi menarik dan mencekam.
Dan baru membahas Greizmann. Pendukung kesebelasan Prancis menyebutnya dengan sebutan sang-froid, sebuah aksi pembunuh berdarah dingin. Yang mungkin hanya sebagian yang sadar, bahwa Greizmann kali ini adalah bentukan para pelatihnya terdahulu Simeone di Atletico Madrid dan Martin Lasarte di  Real Sociedad. Sang-Froid yang Sindhunata maksud adalah orang-orang menganggapnya malaikat, padahal, sesungguhnya ia adalah setan.
Greizmann dengan dingin menggunakan kakinya yang tajam bagaikan pisau yang tidak segan-segan membelah gawang lawan, tulis Sindhunata.
Sepertinya bukan saya yang memandang tulisan Sindhunata ini biasa saja setelah banyak penulis sepakbola bermunculan. Namun, barangkali, justru penulis sepakbola sekarang ini yang diam-diam menghadirkan Sindhunata ditiap tulisan mereka.
Perpustakaan Teras Baca, 12 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H