Pengajuan Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri yang kemudian disusul dengan penetapan BG sebagai tersangka oleh Abraham Samad (AS) dan Bambang Widjojanto mengatasnamakan KPK berhasil mengaduk-aduk emosi sebagian masyarakat. Beragam aksi dan reaksi bermunculan, hingga mengarah pada perseteruan antar institusi penegak hukum, Polri dan KPK. Masyarakat terbelah, dan dari berbagai media massa nampaknya sebagian besar memberikan dukungan pada KPK.
Langkah Awal Penyelesaian Masalah
Salah satu langkah awal dalam menyelesaikan masalah adalah dengan:
- Melakukan identifikasi masalah secara tepat, temukan sumber masalahnya.
- Membuat batasan yang jelas dengan melokalisir permasalahan tersebut dan aktor-aktor yang terlibat.
Sebagaimana kita ketahui, suatu masalah tidaklah berdiri sendiri dan datang secara tiba-tiba. Ia muncul karena adanya kesalahan-kesalahan, kelalaian-kelalaian, ataupun pengabaian hal-hal tersebut dimasa lalu. Begitu pula dengan masalah yang terjadi antara Polri dan KPK. Pasti ada pengabaian terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh elite-elitenya. Tidak hanya elite-elite di Polri, tetapi juga pimpinan-pimpinan di KPK.
Bagaimana dengan keterlibatan Presiden, dalam hal ini Jokowi dalam permasalahan tersebut? Tidak sulit untuk menemukan jawabannya. Oleh karena itu, Presiden dituntut untuk terlibat dan mampu memberikan solusi yang tepat.
Bukan pekerjaan yang mudah, karena masalah tersebut sudah berkembang menjadi "banteng liar" yang apabila tidak ditangani secara tepat dan hati-hati akan sangat berbahaya. Berbahaya bagi kelancaran kegiatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sumber Masalah
Menurut saya, yang menjadi sumber masalah antara Polri dan KPK kali ini adalah karena pengabaian terhadap keterlibatan elite-elite kedua institusi tersebut yang terlalu berlebihan dalam politik praktis. Dengan aktor-aktor yang terlibat diwakili oleh Komjen Budi Gunawan di pihak Polri dan Abraham Samad dari KPK.
Terlalu menyederhanakan memang, tetapi membuat batasan yang tegas perlu dilakukan agar dapat dibuat pijakan dalam menentukan tindakan berikutnya.
Langkah Presiden Jokowi
Sebagaimana tulisan saya sebelumnya disini, saya yakin Presiden Jokowi saat ini sudah mempunyai jawaban dan keputusan terkait masalah ini. Selayaknya sebuah keputusan politik, timing yang tepat selalu menjadi pertimbangan utama. Ibarat buah yang belum masak dan belum layak dipetik, kalau terburu nafsu memanen, malah bikin repot dan bahkan sakit perut apabila dimakan.
Melihat latar belakang pendidikan Presiden Jokowi yakni sarjana kehutanan, tentunya beliau paham bagaimana menebang pohon yang benar dan aman, yakni dengan membersihkan area sekitar pohon yang akan ditebang tersebut. Benar dan aman kata kuncinya. Dan itu dipraktekkan dalam menghadapi masalah ini. Benar sesuai konstitusi, aman dari resistensi politisi dan masyarakat.
Langkah selanjutnya, nampaknya Presiden Jokowi sekarang sedang menyiapkan "ring tinju" bagi Komjen BG dan AS untuk "berduel".
Pernyataan-pernyataan normatif Presiden, pembentukan tim independen, dialog dengan berbagai pihak serta kunjungan ke rival politik, bermaksud untuk menyingkirkan para oficial dan pendukung kedua belah pihak agar tidak ikut masuk dalam "ring tinju" dan duduk manis bersama penonton, yakni seluruh rakyat Indonesia.
Bagaimana kelanjutan nasib Komjen BG dan AS ?
Ha Na Ca Ra Ka :Â Ada sebuah kisah
Da Ta Sa Wa La : Terjadi sebuah pertarungan
Pa Da Ja Ya Nya :Â mereka sama-sama sakti
Ma Ga Ba Tha Nga : Dan akhirnya semua mati
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H