Keterbatasan akses ke layanan kesehatan dan reproduksi, perempuan, terutama di daerah pedesaan atau miskin, sering kali memiliki akses yang terbatas ke layanan kesehatan yang layak, termasuk kesehatan reproduksi. Ketika kesehatan perempuan terganggu, terutama selama kehamilan dan persalinan, mereka lebih rentan jatuh ke dalam kemiskinan.
Ketidaksetaraan dalam pengambilan keputusan kesehatan, dalam banyak budaya, perempuan memiliki kontrol yang terbatas atas keputusan terkait kesehatan mereka sendiri, termasuk penggunaan kontrasepsi atau pilihan melahirkan. ini dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, yang semakin memperburuk kondisi kemiskinan.
Kekerasan berbasis gender, terutama kekerasan dalam keluarga, perempuan sering kali menjadi korban kekerasan dalam keluarga, yang tidak hanya menyebabkan trauma fisik dan emosional tetapi juga menghambat kemampuan mereka untuk bekerja atau bersekolah.
Selain itu, eksploitasi dan perdagangan manusia, perempuan dan anak perempuan sering kali menjadi korban perdagangan manusia dan eksploitasi seksual, yang memperburuk kondisi kemiskinan mereka.
Diskriminasi gender dalam hukum dan kebijakan, seperti ketidakadilan hukum dan kebijakan sering kali tidak mendukung hak-hak perempuan, misalnya dalam hal kepemilikan tanah, warisan, atau akses program kredit. Hal ini menghambat perempuan untuk membangun aset atau memulai usaha.
Selain itu, diskriminasi dalam pasar tenaga kerja juga membuat perempuan sering kali menghadapi diskriminasi di tempat kerja, seperti kesenjangan upah, kurangnya promosi, dan kondisi kerja yang kurang adil.
Dampak Kemiskinan pada Perempuan
Kemiskinan tidak hanya mempengaruhi perempuan secara ekonomi, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan mereka, seperti: kesehatan, pendidikan, pengambilan keputusan, dan eksklusi sosial.
Kemiskinan membatasi akses perempuan terhadap layanan kesehatan, yang dapat mengakibatkan peningkatan angka kematian ibu, malnutrisi, dan masalah kesehatan mental. Anak perempuan dari keluarga miskin sering kali putus sekolah lebih awal dibandingkan dengan anak laki-laki, yang memperpanjang siklus kemiskinan di generasi berikutnya.
Perempuan yang hidup dalam kemiskinan memiliki lebih sedikit kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, baik di keluarga, komunitas, maupun di tingkat pemerintahan. Perempuan miskin sering kali terpinggirkan secara sosial (eksklusi sosial), mengalami diskriminasi, dan memiliki akses terbatas ke jaringan sosial yang bisa membantu mereka keluar dari kemiskinan.
Upaya Mengatasi Kemiskinan pada Perempuan