Daerah penugasan yang ke-2 yakni Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Tempat ini justru sangat jauh dari perkotaan. Bila ingin ke ibukota kabupaten, kita harusnya menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam.Â
Sedangkan ibukota provinsi lebih jauh lagi, kurang lebih 8-11 Jam (saat itu). Akses listrik dan sinyal yang sangat susah. Kendala terbesar saat itu adalah bahasa. Selain itu juga karena penugasannya secara individual dan benar-benar sendiri sehingga butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi wilayah. Bukan cuma itu, harus juga menyesuaikan dengan kebiasaan serta adat yang ada di sana.
Kini Atha telah Purna dari NS dan mengabdi di Puskesmas Nunuhkniti, Kecamatan Fautmolo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kondisi wilayah tempat tugas sekarang, secara umum tidak jauh berbeda dengan tempat tugas kedua ketika masih menjadi bagian dari tim NS. Secara geografis, wilayah kerjanya cukup luas.Â
Akses jalan masih sangat rusak. Istilah masyarakat di sana hotmumep karena jalannya adalah tanah berlubang. Ketika musim hujan, maka akan berlumpur dan cukup sulit ditempuh dengan kendaraan. Jangan berharap juga pada musim panas.Â
Kalau musim panas maka tanah lumpur akan berubah menjadi lautan debu. Satu lagi, ada 2 desa yang apabila musim hujan dengan intensitas deras, bersiaplah untuk nyaris tidak bisa menyeberang ke sana. Arus kali (Sungai) yang dilewati cukup kencang.
Kesan pertama Atha tiba di puskesmas Fautmolo tidak kalah menarik. Waktu itu, ketika tiba di lokasi sudah pukul 20.45 WITA. Kondisi gelap karena listrik belum menjangkau sampai ke Fautmolo.Â
Listrik baru ada sejak Desember 2019. Bukan cuma listrik, sinyal pun hawer-hawer. Namun bersyukur sinyal mulai membaik dan bisa dikatakan stabil akhir tahun 2020. Jumpa pertama dengan tempat ini, langsung menumbuhkan daya juang. Sempat terbesit pergolakan antara juang untuk maju atau juang untuk lari meninggalkan.
Berharga sekali setiap pengalaman. Bisa untuk dikenang dan bisa untuk dijadikan pembelajaran. Banyak sekali sebenarnya. Tetapi Atha tiba pada suatu kesimpulan bahwa pekerjaan apapun yang dikerjakan bisa jadi kelas-kelas pembelajaran, entah itu dalam relasi dengan individu, kelompok, maupun masyarakt secara umum.Â
Awalnya mungkin sulit dan bisa membuat stres karena berhadapan dengan hal-hal baru. Namun ketika berani untuk memulai dan mencoba, ending dari segalanya akan baik dan jadi berkat.