Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Love Hate Relationship antara Anak Rantau dan Mie Instan

3 Juli 2022   12:49 Diperbarui: 3 Juli 2022   12:56 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan anak rantau dipenuhi oleh banyak dinamika. Keharusan untuk mengatur hidup dengan baik adalah hal yang wajib. Salah satu aspek kehidupan yang perlu dimanajemen dengan baik oleh anak rantau, termasuk mereka yang tinggal di kost, adalah makanan. Alasannya karena makanan adalah salah satu salah satu faktor terpenting penentu hidup.

Makanan yang erat kaitannya dengan anak kost atau anak rantau adalah mie instan. Keduanya memang tidak bisa dipisahkan penyebutannya dalam pemikiran kebanyakan masyarakat, khususnya di Indonesia. 

Selayaknya hidup bersama, naik turun hubungan antara anak rantau dan mie instan pasti terjadi. Dengan kata lain, terdapat love hate relationship antara anak rantau dan mie instan. Apa maksudnya?

Mari kita mulai dengan love relationship antara keduanya. Relasi cinta atau saling menyayangi antara anak rantau dan mie instan memang tak bisa terelakan lagi. 

Jika dilist, kemungkinan besar bisa kita dapati bahwa mie instan akan berdampingan dengan beras. Bahkan mungkin posisinya bisa lebih tinggi dalam prioritas bahan makanan sehari-hari yang akan disediakan di kost atau tempat tinggal.

Hal ini dikarenakan harganya yang memang murah meriah dan tersedia dimanapun. Mau pagi, siang, sore, hingga malam sekalipun, mie instan bisa diperoleh. Selain itu rasa mie instan memang sangat lezat dan menggiurkan.

Pengolahannya juga sangat sederhana dan bisa dikombinasikan dengan berbagai macam racikan. Mie instan jenis goreng, rebus, rendang, geprek, soto, dan varian lainnya telah tersedia. Mau diberikan tambahan telur, daging, ikan, hingga nasi sekalipun, rasanya tetap akan memuaskan.

Rengekan lapar perut pun bisa ditenangkan dengan mudah jika satu atau dua bungkus mie sudah masuk. Penghematan juga dapat dicapai dengan adanya pasokan mie instan yang cukup. Sungguh romantis bukan?

Namun dalam kehidupan percintaan, pastinya akan selalu ada sisi positif dan negatifnya. Jika sisi positifnya kehadiran mie instan bisa memuaskan rasa lapar dengan rasa yang lezat, maka sisi negatifnya bisa berhubungan dengan kondisi kesehatan yang dapat terganggu. 

Alasannya karena segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik ada kalanya, termasuk rasa sayang terhadap sesuatu, apalagi jika hal itu adalah mie instan.

Makanan yang memiliki beragam merk yang tersebar di Indonesia hingga mancanegara ini nampaknya bisa menggeser posisi nasi sebagai makanan pokok sehari-hari anak rantau. 

Tidak semua memang, tapi kebanyakan anak kost (yang saya kenal) mengaku dapat mengonsumsi mie instan lebih banyak jumlahnya dari pada konsumsi nasi dalam satu bulan.

Dalam seminggu, konsumsi mie instan bisa dilakukan setiap hari. Kecuali jika memang sedang rajin masak atau ingin makan lauk pauk yang lain, maka kegiatan makan mie tidak dilakukan. 

Padahal, penelitian yang pernah dilakukan oleh ahli, batas konsumsi mie instan dalam seminggu haruslah satu atau dua kali saja. Bahkan ada ahli yang menyarankan untuk konsumsi mie instan hanya sebanyak satu atau dua kali dalam sebulan.

Ada pula ahli yang menyarankan bahwa jika ingin mengonsumsi mie instan setiap minggu, kombinasikanlah dengan sayur-sayuran dan buah-buahan agar asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dapat tercukupi.

Alasannya karena dibandingkan dengan nutrisi, makanan tersebut lebih banyak mengandung kalori. Asupan kalori yang berlebihan akan mendatangkan berbagai gangguan seperti tekanan darah tinggi, obesitas, sampai penyakit jantung.

Selain itu, karena adanya bahan pengawet dan zat kimia yang terkandung di dalamnya, jika dikonsumsi secara berlebihan maka dapat meningkatkan risiko terjadinya beragam penyakit. Contohnya seperti kanker, kerusakan hati, batu ginjal, gangguan sistem pencernaan, kencing manis, serta kerusakan jaringan otak.

Uraian di atas dapat dibagaikan seperti hate relationship yang mengakibatkan salah satu pihak mengalami efek negatif. Dan pihak yang dirugikan adalah mereka yang terlalu cinta pada konsumsi mie instan. Waktu, tenaga, uang yang diberikan pada makanan ini dapat berbalik mendatangkan berbagai gangguan tubuh jika tidak diatur secara cukup.

Seperti love hate relationship, kehidupan anak rantau dan konsumsi mie instan adalah hubungan yang perlu diatur dengan baik. Dengan begitu, rasa lezatnya mie instan masih tetap dapat dinikmati, tapi kondisi kesehatan kita juga dapat terjaga dengan baik.

Referensi: Satu Persen; Kontan; DetikHealth

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun