Di sebuah hutan yang penuh dengan berbagai macam pohon besar, hiduplah seorang pria tua yang miskin. Selain diterpa sulitnya kehidupan, ia tak memiliki siapapun untuk menemani hidupnya yang hampa dalam kesunyian.
Sehari-hari, pria tua itu bekerja sebagai seorang tukang kayu. Meski begitu, di hidupnya yang begitu hambar, ia masih mendambakan kebahagiaan. Kebahagiaan yang ia impikan adalah menjadi kaya raya dan memiliki sahabat yang dapat menemani, serta membantunya.
Hari demi hari pun berlalu. Wajahnya yang garang tampak tak pernah sekalipun tersenyum karena beratnya kehidupan. Malam-malam sunyi nan gelap selalu menyelimutinya hatinya yang dingin.
Suatu malam, datanglah seorang penyihir dari bagian hutan yang paling gelap. Melihat kegundahan hati sang pria tua, sang penyihir ingin menawarkan bantuan.
"Apa yang kau kehendaki agar saya dapat membantumu? Mintalah satu permintaan," tanya penyihir itu.
"Kebahagiaan. Saya menginginkan kebahagiaan," jawab sang pria tua.
"Apa yang dapat membuatmu bahagia?"
"Ada dua hal yang bisa membuat saya bahagia. Saya ingin menjadi orang yang kaya raya. Lalu, saya juga menginginkan seorang sahabat yang bisa menemani sisa hidup saya ini dalam canda tawa,"
"Saya tidak bisa memberikan dua permintaanmu sekaligus. Tapi, saya bisa memberimu kesempatan untuk menikmati kedua hal yang kamu inginkan tersebut,"
Sang penyihir lalu memberikan seekor anjing yang sangat pintar, setia, dan lucu pada sang pria tua. Ternyata, anjing tersebut bukanlah hewan biasa. Ia bisa bekerja dengan sangat baik dalam berbagai bidang pekerjaan dan membantu sang pria untuk menjadi kaya raya.
"Nama anjing ini adalah Pluto, anjing pembawa keberuntungan. Ia bisa menjadi pekerjamu yang setia dan memberimu kekayaan. Ia pun bisa menjadi sahabatmu yang memberikan kehangatan lewat canda dan tawa,"