Di hampir semua daerah, orang-orang yang tinggal memiliki kepercayaan mengenai hal tertentu. Kepercayaan-kepercayaan yang ada bisa terbentuk oleh kebiasaan ataupun sesuatu yang telah turun-temurun sejak zaman dulu.
Kepercayaan yang ada memiliki areanya masing-masing. Ada kepercayaan mengenai tempat yang sakral, golongan orang yang dituakan atau hargai, hingga mengenai kebiasaan masyarakat. Di masa yang semakin modern, hal-hal seperti ini lebih sering ditemui di area pedesaan dibandingkan perkotaan. Salah satu bentuk kepercayaan yang cukup unik adalah kepercayaan tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Umumnya kepercayaan bisa berbentuk larangan atau hal yang harus dipatuhi. Namun, nyatanya tidak semua kepercayaan yang berkembang di masyarakat merupakan fakta, melainkan hanya mitos. Masyarakat yang tinggal di beberapa daerah di pulau Timor juga memiliki beberapa kepercayaan yang merupakan mitos mengenai kesehatan ibu dan anak (KIA).
Kesehatan ibu dan anak (KIA) berkaitan dengan masa ibu hamil hingga masa ibu menyusui anaknya. Dalam hal ini, kesehatan ibu dan anak KIA memiliki hubungan erat dengan pola konsumsi dan aktivitas dari ibu dan anak.
Kepercayaan Mengenai Masa Kehamilan
Mengenai ibu hamil, terdapat beberapa masyarakat di daerah Timor yang mempercayai bahwa memakan ikan saat hamil akan membuat anak mereka memiliki bau yang amis saat lahir. Â Ada pula yang mengatakan bahwa jika ibu hamil memakan pisang, maka anak dalam kandungan akan menjadi sangat besar sehingga sulit dilahirkan.
Beberapa orang juga mengatakan bahwa pucuk labu tidak boleh dikonsumsi karena akan membuat anak merasa gatal-gatal. Yang lebih ekstrim lagi, jika ibu memakan gurita, tali pusar dari janin akan terlilit tak beraturan.
Kepercayaan-kepercayaan tersebut bertolak belakang dengan ilmu kesehatan. Makanan seperti ikan, buah pisang, sayur pucuk labu, dan gurita memiliki kandungan gizi yang baik. Dalam makanan tersebut terdapat protein, vitamin, banyak nutrisi baik yang diperlukan tubuh ibu dan anak.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu akan diolah terlebih dahulu oleh sistem pencernaannya. Selanjutnya, kandungan nutrisi yang dihasilkan akan diteruskan pada anak. Hal ini membuat anak memiliki zat gizi yang cukup untuk bertumbuh dan berkembang dalam kandungan hingga lahir. Oleh karenanya, efek seperti bau amis, anak yang terlalu besar, gatal, dan tali pusar yang terlilit tidak mungkin terjadi.
Kalaupun ada yang terjadi dari kepercayaan tersebut, tentunya ada gangguan lain yang perlu dikonsultasikan bersama dokter atau petugas kesehatan. Hal ini juga berlaku jika ibu memiliki alergi pada suatu makanan. Tempat terbaik untuk bertanya adalah para petugas kesehatan.
Masih tentang masa kehamilan, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa mengolesi pasir pada perut ibu hamil agar anak yang lahir memiliki kulit yang mulus. Hal ini bahkan masih dipraktekkan oleh beberapa orang.
Secara logika, hal ini cukup tidak masuk akal. Kulit mulus yang dimiliki oleh anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga asupan gizi yang anak dapatkan selama masa kehamilan. Sedangkan pasir yang diolesi pada perut tidak berpengaruh apa-apa pada kulit dari anak.
Kepercayaan Mengenai Masa Ibu Menyusui
Saat anak lahir, umumnya mereka akan melewati masa ASI ekslusif selama enam bulan dan ASI hingga dua tahun. Pada masa ini, ternyata ada juga kepercayaan orang-orang di daerah Timor yang tidak boleh dilanggar.
Salah satu kepercayaan yang paling terkenal adalah tentang "budaya panggang". Yang dimaksud dengan panggang adalah memanaskan ibu dan bayi yang baru lahir pada suatu waktu tertentu (biasanya kurang lebih 40 hari).Â
Ibu dan bayi dipanaskan menggunakan bara api di bawah atau dekat tempat tidur dengan rumah yang tertutup rapat. Banyak yang mengatakan bahwa cara yang sudah turun temurun ini dapat mencegah pendarahan hingga membuat  ibu dan bayi menjadi kuat.
Faktanya, bara api yang terdapat di dekat tempat tidur akan menghasilkan asap yang terhirup oleh sang bayi dan ibu. Hal ini dapat mengakibatkan anak mengalami infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan penglihatan.Â
Sang ibu juga bisa jadi akan mengalami gangguan-gangguan kesehatan lain karenanya. Oleh karena itu, saat ini disarankan bagi para orang tua untuk mengganti metode menghangatkan ibu dan bayi dengan menggunakan pakaian atau selimut yang lebih tebal.
Selain budaya panggang, terdapat kepercayaan mengenai makanan bagi ibu yang baru saja selesai melahirkan. Ada yang mengatakan bahwa ibu yang baru selesai melahirkan hanya boleh memakan bubur saja. Makanan yang lain tidak diperbolehkan karena akan mengganggu pemulihan dari sang ibu.Â
Ada pula yang mengatakan bahwa ibu tidak boleh mengonsumsi cabe karena anak yang disusui akan mengalami sakit perut.
Berkaitan dengan hanya boleh makan bubur saja, hal ini juga bertolak belakang dengan ilmu kesehatan. Ibu yang baru saja melahirkan, banyak kekurangan sel-sel dalam tubuh. Oleh karena itu, ia membutuhkan banyak asupan nutrisi untuk memberikan kekuatan dan mengganti sel yang "hilang" sebelumnya. Jadi, ibu perlu mengonsumsi bubur beserta lauk seperti sayur, daging, ikan, dan lain-lain.
Cabe yang dikonsumsipun sebenarnya akan diproses terlebih dahulu pada organ pencernaan sang ibu. Zat gizi dari cabe akan membuat ibu lebih sehat dan ia bisa menghasilkan air susu.Â
ASI yang diberikan oleh ibu pada anaknya tidak terasa pedas sehingga membuat anaknya sakit perut. Jika ia mengalami sakit perut, mungkin saja ada gangguan lain yang perlu diperiksakan sesegera mungkin.
Bagi sang ibu, ada juga yang mengatakan bahwa saat mereka selesai beraktivitas, air susu yang hendak diberikan pada anak hendaknya diperah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan air susu yang keluar pertama setelah mereka selesai beraktivitas sudah basi.
Hal ini tidak benar, karena apapun aktivitas yang dilakukan oleh sang ibu, air susu ibu yang berada dalam tubuhnya tidak mungkin menjadi basi. ASI akan menjadi basi hanya jika diperah keluar dan didiamkan selama beberapa hari di luar.Â
Jadi, sepulang beraktivitas, mereka bisa langsung menyusui anaknya. Yang perlu dilakukan hanyalah membersihkan tubuh terlebih dahulu sebelum menyusui.
Selain bagi ibu, ada juga kepercayaan tentang makanan yang harus diberikan pada bayi yang baru lahir. Beberapa orang mempercayai bahwa memberikan madu pada bayi yang baru lahir akan membuatnya cerdas. Orang lain juga mengatakan bayi yang baru lahir harus diberikan kopi agar ia tidak mengalami kejang.
Kedua hal tersebut tidak benar, karena bayi yang baru lahir hingga berumur enam bulan hanya boleh diberikan ASI saja (ASI Ekslusif). Makanan dan minuman (termasuk air putih, madu, teh, dan kopi) belum bisa dicerna oleh lambung mereka yang belum kuat.
Madu baru bisa dikonsumsi oleh anak jika ia sudah berusia di atas satu tahun. Itupun dalam takaran yang sangat sedikit. Alangkah lebih baiknya madu diberikan saat anak berusia tiga tahun ke atas. Hal ini dikarenakan bakteri dalam madu baru bisa dikonsumsi sedikit oleh anak pada usia ini.
Untuk kopi, sebaiknya minuman ini tidak diberikan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan zat cafein dan zat lain yang terkandung dalam kopi belum bisa diterima dengan baik oleh anak. Zat-zat tersebut bisa mengganggu kondisi tubuh mereka. Jadi, mengonsumsi kopi lebih dianjurkan bagi orang dewasa saja.
Selain mitos tersebut, ada juga kepercayaan yang membuat beberapa orang cukup takut untuk melanggarnya. Di suatu desa di daerah Timor, terdapat beberapa marga yang tidak boleh mengonsumsi ayam.Â
Ada pula yang tidak boleh mengonsumsi sayur tertentu. Larangan terhadap makanan-makanan tersebut tergantung pada masing-masing marga. Setiap marga memiliki pantangan makanannya masing-masing.
Hal ini berkaitan dengan sumpah dari nenek moyang mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa pernah ada orang yang melanggar pantangan tersebut, lalu terjadi hal buruk padanya seperti kecelakaan.
Hal ini mungkin sudah berhubungan dengan supranatural. Namun, terlepas dari hal tersebut, semua makanan itu pastinya memiliki zat gizi yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak dan keluarga. Namun, jika ada jenis makanan tertentu yang dilarang untuk dikonsumsi oleh adat istiadat, mungkin bisa diganti dengan makanan bergizi lain.
Dengan kemajuan bidang kesehatan saat ini, banyak juga kepercayaan lama yang telah ditinggalkan. Tapi masih ada juga beberapa orang yang terus memegang kepercayaan tersebut.Â
Data-data mengenai kepercayaan atau mitos di daerah Timor ini dikumpukan dari beberapa orang yang bekerja di NGO Lokal. Pekerja seosial tersebut setiap hari berinteraksi dengan para masyarakat di desa-desa sehingga mengetahui beberapa mitos tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) di desa.
Masih ada banyak kepercayaan yang terdapat di daerah Timor. Selain daerah ini, daerah lain mungkin juga memiliki banyak kepercayaan yang lebih unik. Sebelum menjalankan kepercayaan tersebut, masyarakat perlu mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.
Konfirmasi tersebut bisa dilakukan pada orang yang ahli di bidang kesehatan. Konfirmasi bermanfaat untuk membuat kepercayaan yang benar terus dijalankan dan kepercayaan yang salah dapat ditinggalkan.
Salam sehat.
Sumber: Staf Lembaga Swadaya Masyarakat di Daerah Pulau Timor (LSM YASATU)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H