Komponen bernama binder bertugas sebagai pengikat seluruh bahan kembang api dan di dalamnya terdapat kandungan dextrin. Jika zat ini terhirup, dapat mengakibatkan iritasi pada sistem saluran pernapasan.Â
Berikutnya adalah regulator yang bertugas untuk mengatur kecepatan reaksi pada ledakan kembang api. Dalam komponen ini terkandung logam berat yang dapat memicu kanker jika tertelan.
Selanjutnya adalah komponen oksidator yang bertugas menghasilkan oksigen guna membantu proses pembakaran. Dalam oksidator terkandung klorat dan perkolarat yang jika terhirup, akan diserap oleh kelenjar tiroid.Â
Kelenjar tiroid berfungsi sebagai pengatur dan penjaga metabolisme tubuh sehingga jika terhidup, zat tersebut akan mengganggu system metabolisme tubuh manusia.
Ada juga reduktor yang berfungsi sebagai komponen yang menghasilkan bentuk-bentuk menarik seperti air mancur dan lain sebagainya saat kembang api dinyalakan. Dalam reduktor terkandung belerang dan karbon yang juga dapat membahayakan jika terhirup dan dapat mengiritasi mata serta kulit.
The Institute of Environmental Assessment and Water Research (IDAEA-CSIC) juga menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian, efek dari asap kembang api juga dapat meningkatkan risiko penyakit asma.
Hal ini dibuktikan dengan terjadi peningkatan kasus asma sebanyak 30% hingga 40% kasus yang terjadi di India saat perayaan festival Diwali. Selain asma, berbagai jenis bentuk gangguan seperti bronchitis, sinusitis, rhinitis, pneumonia dan laryngitis juga dapat terjadi.
Dari semua masalah kesehatan yang dapat terjadi, gangguan tersebut juga bergantung pada ukuran, bentuk, frekuensi, periode waktu penggunaan kembang api dan banyaknya konsentrasi zat kimia dari kembang api yang digunakan.
Oleh karena itu, saat menonton pertunjukkan kembang api dengan skala yang besar, alangkah baiknya kita menjaga jarak dan menggunakan alat pelindung diri seperti masker atau kaca mata agar dapat terlingung dari zat-zat sisa bakaran kembang api yang berbahaya tersebut.
Lebih jauh lagi, perayaan tahun baru dengan kembang api mungkin dapat diganti dengan hal-hal lain seperti bercengkerama bersama keluarga, berdoa di rumah dan cara-cara lain yang disesuaikan dengan kenyamanan serta kreativitas keluarga.
Salam sehat!
Referensi:
satu, dua, tiga, empat, lima.