Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Efek Negatif Kembang Api bagi Kesehatan

30 Desember 2019   23:18 Diperbarui: 14 April 2021   10:03 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Tahun Baru selalu identik dengan kembang api | Ilustrasi: PEXELS.COM

Kita semua pasti sudah tidak sabar lagi untuk memasuki tahun baru. Kira-kira apa yang paling indentik dengan perayaan tahun baru? Tentunya banyak dari kita yang akan setuju bahwa kembang api akan masuk dalam peringkat teratas jawaban kita bagi pertanyaan tersebut.

Kembang api merupakan bahan peledak yang tidak memiliki daya ledakan tinggi dan memiliki nilai estetika atau keindahan ketika diledakan di langit maupun saat dipegang oleh tangan. 

Kembang api ternyata berasal dari negeri Cina yang sekaligus merupakan negeri pengekspor kembang api terbesar di dunia.

Awalnya, kembang api sering digunakan oleh mereka sebagai alat pengusir roh jahat. Hingga sekarang, Cina sering memamerkan kembang api saat perayaan tahun baru Imlek dan festival bulan.

Banyak dari kita menyukai kembang api sebagai tontonan yang menarik dengan bunyi yang khas dan juga warna-warni serta bentuk letusan yang memanjakkan setiap mata yang menonton. 

Namun, di samping keindahannya, kembang api juga memiliki banyak sisi negatifnya. Salah satu yang sering ditemui adalah mengenai kecelakaan karena memainkan kembang api seperti bangunan yang terbakar hingga hancurnya organ tubuh seperti tangan dan kaki sebagai akibat dari ledakannya.

Selain kecelakaan, kembang api juga dapat berpengaruh pada aspek lingkungan dan juga kesehatan. Hal ini dikarenakan oleh zat-zat atau bahan yang terkandung di dalamnya. 

Teresa Moreno, peneliti dari IDAEA (CSIC) mengatakan bahwa saat kembang api meledak, maka akan menghasilkan banyak sekali asap yang mengandung zat-zat yang berukuran mikro dan sangat mudah untuk dihirup oleh system pernapasan manusia.

Selain itu, khusus untuk bunyi kembang api, Department of Environment and Natural Resources (DENR) menyatakan bahwa standar bunyi normal adalah 60 dB pada siang hari dan 50 dB pada malam hari. Besaran 85 dB sudah dapat mengganggu system pendengaran.

Sedangkan, bunyi yang dihasilkan oleh ledakan kembang api yang berdaya ledak besar atau pada festival dan pesta besar dapat mencapai 140 dB. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan tidur, gangguan pendengaran dan tekanan darah tinggi.

Komposisi kembang api juga dapat berefek langsung pada kesehatan. Kembang api memiliki lima komposisi utama yakni binder, oksidator, reduktor, agen pemberi warna, dan regulator. 

Dalam setiap komposisinya terdapat zat-zat yang dapat mencemari lingkungan dan berdampak pada kesehatan jika terhirup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun