Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Distributor Kasih

21 Desember 2019   20:04 Diperbarui: 21 Desember 2019   20:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com

Kekagetan Hugo bertambah ketika melihat bahwa ruang makan yang besar itu telah diduduki oleh puluhan anak yang sudah bersiap untuk makan. Mereka semua duduk bersama dalam satu meja yang sangat panjang. Kakek Hugo lalu mempersilahkan Hugo duduk dan ia mengambil tempat di bagian kepala meja.

"Kakek Reus, bolehkah hari ini aku yang memimpin doanya?" pinta seorang anak pada Kakek yang selalu dipanggil dengan nama yang berbeda ini.

"Ia Reus, silahkan nak!" jawab Kakek tersebut.

"Terima kasih Kakek karena sudah membawa saya ke tempat ini." Ucap Hugo pada sang kakek untuk pertama kalinya dan hanya dibalas dengan senyuman oleh Kakek tersebut.

"Oh yah, mengapa setiap anak yang datang selalu memanggil namamu dengan sebutan yang berbeda?" tanya Hugo penasaran.

"Pasti kamu merasa kebingungankan, Hugo? Coba kamu lihat dia, namanya adalah Lukas, dan yang di sebelahnya adalah Reus. Mereka adalah diriku. Begitupun semua anak yang ada di sini adalah diriku. Karena itu aku akan dipanggil dengan nama yang sama seperti nama masing-masing mereka." Jawaban sang kakek makin membuat Hugo bingung.

"Kamupun adalah diriku, Hugo. Jika kamu mengijinkannya." Tambah sang kakek.

"Aku masih belum mengerti, Kakek. Lalu mengapa banyak sekali anak-anak di sini?" tanya Hugo lagi.

"Ayo makanlah sambil kujelaskan!"senyum sang kakek sambil menyodorkan makanan di meja pada Hugo. Banyak sekali makanan yang tersedia mulai dari roti, daging, sayur-sayuran dan lain sebagainya.

Dari penjelasan sang kakek barulah Hugo memahami bahwa sang kakek menampung para anak yang kelaparan dan tidak memiliki tempat tinggal di rumahnya. Anak-anak tersebut diasuh sang kakek seorang diri. Ada yang masih benar-benar kecil, adapula yang sudah pemuda seperti dirinya.

Setiap hari, anak-anak tersebut akan pergi ke jalanan kota untuk mencari mereka yang kelaparan dan ditolong dengan membawanya ke rumah sang kakek baik hati tersebut. Begitulah pekerjaan mereka setiap hari, tak ada yang lain. Anak-anak tersebut sering dipanggil dengan sebutan "distributor kasih" oleh orang-orang di jalanan kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun