Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesepian yang Tak Suka Menyendiri

16 November 2019   10:08 Diperbarui: 16 November 2019   10:33 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat sore, mama." Salam Aurora dengan riangnya. Setelah seharian penuh beraktivitas di sekolah, rumah menjadi tempat yang paling nyaman untuk memulihkan tenaga. Tidak biasanya Aurora terlihat sangat riang ketika pulang sekolah.

"Selamat sore, Aurora. Pasti hari ini ada hal baik yang terjadi kan?" tanya sang mama sambil duduk bersama Aurora di sofa.

"Tadi siang ada kejadian tak terduga, ma." Sambar Aurora seperti tak sabar menceritakan alasan keceriaannya.

"Ada apa?" sang mama makin penasaran.

***

"Hai, Aurora." Sapa seseorang yang ternyata adalah teman sekelas Aurora. Kebiasaan Aurora di Sekolah adalah menyendiri saat jam istirahat. Ia memang sangat nyaman menyendiri. Namun, ada salah satu temannya yang selalu mengganggunya. Namanya adalah Kesepian dan kali ini entah apa lagi yang akan dia lakukan. Tak seperti biasanya, hari ini Kesepian terlihat sangat ramah pada Aurora.

Sapaannya tak digubris sama sekali oleh Aurora. Ia memang sangat takut dengan gangguan dari Kesepian. Masih terbesit di kepala Aurora saat hari kemarin, dengan sengaja Kesepian datang dan memecahkan kotak makanan milik Aurora yang penuh dengan semangat kesukaannya. Akhirnya, seharian penuh Aurora merasa kelaparan di Sekolah.

Meski tak digubris, Kesepian tetap saja duduk di hadapannya dengan memegang sebuah kotak makanan. Aurora hanya tertunduk dan fokus dengan buku yang sedang ia baca.

"Aurora, aku minta maaf." Kata-kata yang sontak membuat Aurora kaget keluar dari mulut teman sekelas yang paling nakal ini. Terang saja, selain sangat suka mengganggu dan menyakiti orang lain, ia tak pernah sekalipun terdengar meminta maaf.

"Ia tidak apa-apa. Aku sudah memaafkanmu, Kesepian." Senyum tipis diberikan Aurora.

Senyum Aurora dibalas dengan sodoran kotak makan yang diberikan Kesepian. Nampaknya kotak makan itu masih baru.

Melihat ketulusannya, Aurora pun menerima pemberian dari teman yang tidak disukainya itu. Namun, tak berhenti di situ. Ada hal yang lebih membuat Aurora gembira.

"Aurora mau gak jadi sahabatku? Jujur saja, karena aku nakal, tak ada yang mau bersahabat denganku." Anak yang selalu mengganggu orang lain tersebut kali ini menunjukkan sifat aslinya di hadapan Aurora. Ternyata ia tak suka dengan kesendiriannya.

"Ia boleh kok, mulai hari ini kita bersahabat yah." Balas Aurora pada si anak yang terkenal nakal ini.

Setelah Kesepian berlalu pergi, Aurora membuka kotak makan pemberian sahabat barunya tersebut. Ternyata isinya adalah beberapa potong semangat yang sangat lezat. Setelah memakannya, Aurora kembali ke kelasnya dengan riang.

***

"Begitulah, mama. Ternyata si Kesepian yang selama ini suka mengganggu juga membutuhkan sahabat yah." Ucap Aurora pada mamanya.

"Ia dong, semua anak pasti membutuhkan sahabat. Mungkin saja ia suka membuat onar hanya untuk mencari perhatian orang lain." Jawab sang mama.

"Nah, pasti Aurora capek dan lapar kan? Hari ini mama masak ketenangan loh? Ayo kita makan!" Ajak mama Aurora.

"Hore, pasti rasanya enak."

"Tentulah, nak. Kan mama yang masak."

Kupang, 16 November 2019

HAD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun