Kiko terkenal dengan emas yang dimilikinya. Ia suka memakai emas tersebut pada mulutnya. Membuat setiap ucap dikagumi kecantikannya.
Tak perlu Kiko bersusah membeli emas. Ketika hatinya digali, banyak permata akan keluar menghampirinya. Hal tersebut membuat para gila harta iri pada Kiko. Banyak yang mendekati Kiko hanya untuk merasakan indah ucapannya. Selain itu, ada juga yang berusaha merebut isi hatinya.
Dan Kiko, ia memang sangat pemurah. Setiap emas dimulutnya selalu ia bagikan. Jika habis, ia akan kembali menggali hatinya untuk memberikan emas dan permata pada semua yang membutuhkan.
Orang yang datang hanya perlu membayar emasnya seharga kebahagiaan dan syukur. Kebahagiaan dan syukur tersebutlah yang menjadi makanan Kiko sehari-hari. Kebahagiaan adalah jenis makanan paling bergizi di dunia.
Aneh, semakin digali, malah semakin banyak emas yang muncul. Ada yang pernah bertanya, "seberapa luas hatimu Kiko?"
Kikopun belum mengetahuinya. Hatinya memang sangat luas. Kiko sudah terus berjalan melalangbuana seumur hidupnya, namun belum setengah wilayah jua yang ia lintasi. Hal tersebut membuat makin banyak kaum penasaran yang ingin memasuki hatinya.
Ia tak pernah melarang siapapun untuk mengunjungi dan bekerja di wilayah hatinya. Namun, semua yang pernah mencoba untuk bekerja dalam hatinya menyerah karena tak sanggup. Kata mereka wilayahnya sangat luas, tanahnya terlalu keras untuk digali dan masih banyak alasan lain.
Mungkin karena mereka saja yang terlalu manja. Pun jarang mengkonsumsi kebahagiaan dan syukur. Buktinya Kiko bisa bertahan hidup di sana, malahan menjadi orang kaya.
Meski emas dan permata memenuhi isi hatinya, namun ia tak pernah jumawa dan merasa diri paling hebat. Hal tersebut membuat jiwanya makin terlihat indah bagi setiap orang yang meliriknya.
Namun, bukan berarti hidup Kiko tanpa masalah. Ia pernah dicelakai oleh racun ketenaran. Ia pernah jatuh karena godaan dari jabatan. Ia juga sering terpukul kehilangan oleh beberapa penghuni hati yang pergi.