Ingatan masa lalu yang cukup berharga dari Rey tersebut, sepertinya lansung mengubah pola pikirnya pada ketiga orang yang sedang tertunduk lesuh di hadapannya ini. Lagi pula, dibanding kesalahan yang dulu ia buat dalam tugas pertamanya, kesalahan yang dilakukan ketiga juniornya ini tidak terlalu fatal. Acarapun masih dapat diteruskan dengan baik.
Pandangan yang sedari tadi menegok ke masa lalu, akhirnya kembali Rey arahkan pada tiga orang yang berada di hadapannya. "Sudah. Tidak apa-apa. Jadikan hal ini sebagai pelajaran untuk kita. Untuk selanjutnya, mari berikan yang lebih baik lagi. Terima kasih untuk kerja kerasnya hari ini teman-teman." Katanya sembari menyemangati rekan-rekan barunya yang masih berada dalam lembah perasaan gagal.
Kejadian hari ini membuat Rey juga mengevaluasi dirinya sendiri. Terlebih lagi, sebagai pemimpin, ia merasa belum terlalu baik dalam mengenal karakter, ataupun kelebihan dan kekurangan dari rekan kerjanya. Hal ini membuat tugas yang diberikan pada ketiga orang tersebut, tidak terlalu maksimal dikerjakan oleh mereka.
"Tugas seorang pemimpin adalah mendorong teman-temanmu untuk melakukan yang terbaik. Oleh karena itu, kenalilah dan pahamilah mereka dengan baik. Karena, salah satu keberhasilan sebuah tim adalah kecerdasan pemimpinnya dalam mengembangkan teman-teman yang berada dalam timnya." Nasehat masa lalu dari atasan Rey yang dulu tersebut, kembali mengingatkannya agar bertindak dengan lebih baik lagi dalam memanajemen tim yang baru saja terbentuk ini.
Kupang, 15 Februari 2019
Harry Dethan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H