Indonesia adalah negara yang memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Kedua musim tersebut memiliki keuntungan dan kekurangannya masing-masing. Keuntungan dan kekurangan tersebut harus diperhatikan dengan baik agar dapat membawa dampak yang baik bagi kita maupun keluarga dan lingkungan sekitar.
Pada musim kemarau yang panas, kita akan merasakan gerah,serta seperti merasakan cepat lelah dalam melaksanakan aktivitas kita, sehingga membuat kita sering bertanya-tanya, "Kapan waktunya hujan akan turun? Supaya bisa merasakan sejuk atau dinginnya udara". Akan tetapi, hal positifnya, kita dapat bebas bepergian kemanapun tanpa takut akan mengalami basah seperti halnya pada musim hujan.Â
Pada musim hujan, kita sepertinya merasa banyak aktivitas yang terhambat, apalagi bagi orang-orang yang beraktivitas menggunakan kendaraan bermotor. Hal ini memang dapat sedikit terbantu dengan adanya rompi hujan. Belum lagi, jika terjadi banjir atau terdapat genangan air yang banyak akibat saluran drainase yang kurang baik. Akan tetapi hal positifnya, pada saat musim hujan,udara jadi makin sejuk. Selain itu bumi memiliki "tabungan air" yang bertambah dan banyak tumbuhan seperti pohon dan tanaman lain yang menghasilkan oksigen akan menjadi lebih segar dengan adanya siraman air hujan.
Khusus untuk musim hujan, banyak hal yang harus diperhatikan agar kita dan keluarga tidak mendapat efek negatif dari musim hujan. Saat musim hujan, daerah sekitar kita akan memiliki tingkat kelembapan yang cukup tinggi. Tingkat kelembapan yang cukup tinggi dapat mengakibatkan lebih mudahnya pertumbuhan dan perkembangbiakan berbagai macam bakteri dan kuman penyakit. Selain itu, tempat yang lembab akan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi nyamuk. Seperti yang kita ketahui bahwa nyamuk dapat menyebarkan penyakit seperti malaria,filariasis, sampai pada demam berdarah.
Penyakit seperti malaria, filariasis, demam berdarah, serta berbagai macam penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, bukanlah jenis penyakit yang bisa dianggap remeh. Banyak contoh kasus kematian akibat penyakit-penyakit tersebut yang telah kita lihat di televisi, berita di media masa, maupun terjadi di sekitar kita.Â
Khusus untuk penyakit demam berdarah saja, dalam beberapa waktu belakangan, Kota Kupang sedang mengalami masalah ini dengan sangat serius. Hal ini terbukti dengan ditetapkannya kejadian luar biasa atau KLB bagi penyakit demam berdarah dengan ratusan kasus yang dialami oleh masyarakat. Selain Kota Kupang, beberapa wilayah juga nyatanya juga telah ditetapkan sebagai daerah KLB demam berdarah. Wilayah lain pun sampai sekarang berisiko menjadi wilayah KLB demam berdarah juga. Keadaan yang cukup mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, perlu tindakan preventif atau pencegahan yang tepat, agar saat musim hujan tiba, kita bisa melewati musim tersebut dengan penuh rasa berkah dan bukannya mengalami musibah penyakit. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah, malaria, dan lain sebagainya. Salah satu cara yang sangat efektif adalah dengan menerapkan 3 M+.
Langkah menguras dilakukan minimal satu kali dalam seminggu. Alangkah baiknya dilakukan lebih sering dari itu saat musim hujan. Hal ini dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk yang senang bertelur pada tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember penampungan air dan tempat lain. Menguras tempat penampungan air harus diikuti dengan mencuci atau membersihan tempat tersebut agar telur-telur nyamuk yang menempel pada dinding tempat penampungan air dapat dibersihkan dengan baik.
Langkah menutup juga dilakukan pada tempat penampungan air. Mengapa langkah ini perlu dilakukan? Langkah ini bertujuan untuk menghalangi nyamuk agar tidak dapat masuk dan bertelur dan berkembangbiak pada tempat penampungan air tersebut.
Langkah lainnya adalah mengubur sampah atau barang-barang bekas. Khusus untuk langkah ini, perlu diperhatikan dengan baik. Hal ini dikarenakan, sampah-sampah yang mudah terurai seperti plastik, kaleng bekas dan lain sebagainya yang sulit terurai dapat menyebabkan masalah pencemaran lain di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk beberapa jenis sampah yang sulit terurai tersebut, alangkah baiknya diolah dengan cara dihancurkan, atau lebih disarankan untuk didaur ulang di tingkat keluarga, pengepul sampah, maupun bank sampah.