Di sungai Barito ini, pengunjung bisa menyaksikan keindahan Jembatan Pangulu Iban dan Mesjid Islamic Center. Tepat di tengah sungai Barito, wisatawan bisa selfie dengan latar belakang Jembatan Pangulu Iban dan kota Muara Teweh.
Dan untuk latar belakang tersedia view jembatan Pangulu Iban, Water Front City, Mesjid Islamic Center dan rumah-rumah Lanting yang berwarna warni. Saya sendiri lebih menyukai background rumah lanting pelangi.
Pemerintah Kabupaten Barito Utara memang pernah mencat warna warni rumah-rumah lanting di pinggir Sungai Barito untuk keindahan kota.
Dari atas kelotok, pengunjung bisa menyaksikan nelayan sedang melemparkan jala-nya, atau pemancing yang sabar menunggu ikan memakan umpan pancingnya.
Bila tiba waktu makan, salah satu pemilik lanting sebaiknya membuka warung makan dengan menu tradisional. Wisatawan bisa sekaligus merasakan nikmatnya ikan Patin segar dari sungai atau keramba pemilik Lanting. Bahkan bila perlu pengunjung bisa ikut memanen/memancing ikan di keramba, mantap kan?
Perjalanan kelotok dilanjukan ke kelurahan Jambu, tepatnya di spot sungai Tewe, Wisatawan disuguhi rumah lanting berjejer sepanjang kampung Manggala. Rumah lanting di sini alami tanpa cat pelangi namun tentu tidak mengurangi keindahannya.
Kedepan, guna memperindah tampilan jejeran rumah lanting, pemerintah daerah bisa memberikan bantuan perbaikan lanting terutama untuk lanting-lanting keluarga tidak mampu. Selain itu lanting WC juga perlu sentuhan pemerintah untuk memperindahnya.
Wisatawan juga bisa menyaksikan pemilik lanting yang yang biasanya nelayan membuat jala-nya sendiri. Proses pembuatan jala secara tradisional tentu menarik bagi orang yang ingin merasakan sensasi wisata sungai.