Video tangkapan layar FB penulis/Dokpri
Saya beruntung di Ramadan tahun ini saya mengikuti Ramadan Bercerita. Di Ramadan Bercerita, kita bisa membagikan kebaikan, siapa tahu cerita kita bisa berguna untuk orang lain, dan yang pasti untuk diri kita sendiri.
Media Sosial dan Kerjaan Kantor
Sebenarnya saya sudah lama menjadikan medsos sebagai bagian dari kampanye/sosialisasi kegiatan kantor. Apalagi salah satu tugas kami di Satpol PP adalah sosialisasi peraturan daerah atau peraturan kepala daerah.Â
Sayangnya, pesan-pesan yang ingin di sampaikan tidak terpaparkan dengan cukup gamblang di medsos-medsos tadi. Susah sekali menjelaskan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah dengan foto atau video.
Begitu pula Hambatan dan tantangan kegiatan, alasan atau dasar kegiatan, maupun kontroversi atas suatu kegiatan di lapangan. Saya mengalami kesulitan menjelaskannya semua itu dengan foto atau video (mungkin karena ketidakmampuan pribadi).
Sementara di Kompasiana saya bisa menjelaskan dengan lebih gamblang permasalah yang saya alami berhubungan dengan kegiatan atau pekerjaan kami di Satpol PP. Â
Semoga saya bisa istiqamah menulis di Kompasiana, apalagi sejak awal tahun ini, Â FB dan IG Satpol PP sudah aktif kembali, saya bisa melanjutkan puasa medsos lebih lama.
Stop Medsos sebagai Refensi KeputusanÂ
Meskipun dari dahulu saya tahu bahwa alogaritma media sosial akan menyajikan tulisan, video dan gambar/foto mengikuti kecenderungan penggunanya, tapi saya baru merasakan pengaruhnya yang luar biasa ketika pemilihan presiden kemarin.
Banyak keputusan pemilih yang dibuat karena refensi dari medsos. Saya sering menemukan argumentasi mendukung kawan-kawan sama persis seperti share-sharean di medsos, sepertinya tidak ada argumen yang benar dari pihak lain, medsos sudah menyaring informasi yang dia sukai saja, bahkan tanpa memeriksa kebenaran berita atau kejadian.