Mohon tunggu...
Harry budi purwanto
Harry budi purwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Mercu Buana

43221010091- Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kuis 1 - Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Sedulur Papat Limo Pancer Kearifan Lokal Indonesia

26 Oktober 2022   20:07 Diperbarui: 26 Oktober 2022   20:41 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makrokosmos dalam Ajaran Bahasa Jawa masyarakat dimaknai sebagai sikap dan pandangan hidup terhadap alam semesta yang mengarahkan manusia untuk mempertimbangkan kekuatan transenden. 

Berbeda dengan makrokosmos, mikrokosmos dapat dimaknai sebagai sikap dan pandangan hidup terhadap dunia nyata. Intinya bahasa jawa orang diajari untuk berusaha menemukan dan menciptakan keselarasan antara makrokosmos dan mikrokosmos dalam menjalani hidup.

Keharmonisan kehidupan makrokosmos dan mikrokosmos bergantung pada keselarasan batin yang dimiliki oleh manusia sehingga manusia perlu mengendalikan nafsu dan keinginannya bebas dari kepentingan diri sendiri. Raharjo (2012) menjelaskan bahwa orang Jawa menganggap Sedulur Papat sebagai isi pikiran manusia yang terkandung dalam Pancer atau manusia tubuh yang merupakan kesatuan jiwa manusia untuk mencapai kedamaian hidup. Tanpa mengetahui Sedulur Papat Limo Pancer, manusia akan cenderung tidak dapat memahami jati diri, sifat, dan harga diri

1b1a52fe-bcec-449f-a792-a918431f160d-635936f4a1987528f9082102.jpeg
1b1a52fe-bcec-449f-a792-a918431f160d-635936f4a1987528f9082102.jpeg
Jika konsep Sedulur Papat Limo Pancer dibandingkan dengan konsep kecerdasan emosional, maka Sedulur Papat yang merupakan empat nafsu atau emosi yang dimiliki kesamaan dengan keberadaan emosi dalam konsep kecerdasan emosional. Suka Sedulur Papat, emosi dalam konsep kecerdasan emosi juga menimbulkan nafsu dan keinginan yang mendorong manusia untuk berperilaku. 

Selanjutnya, konsep Limo Pancer dalam Sedulur Papat Limo Pancer yaitu diri manusia yang mengendalikan Sedulurnya Papat mengarah pada konsep kecerdasan emosional itu sendiri. Ini karena emosional Kecerdasan dianggap sebagai kemampuan untuk mengetahui dan menggunakan secara akurat sehingga individu dapat lebih optimal ketika melakukan aktivitas atau menghadapi masalah sehari-hari.

Dalam Sedulur Papat Limo Pancer terdapat petuah Pathet Sanga yang mengingatkan manusia untuk mengendalikan nafsu marahnya atau Sedulur. 

Kontrol nafsu atau emosi akan mengarahkan manusia untuk menciptakan rasa kesusilaan dan menemukan jati dirinya sehingga akhirnya mampu mencapai kesempurnaan dalam hidup. Lebih detailnya, mengendalikan nafsu atau emosi bisa dilakukan dengan mengoptimalkan peran Limo Pancer dalam mewujudkan Sedulur Papat. 

Setelah manusia dapat menyadari bahwa Sedulur Papat muncul, maka manusia akan dapat untuk mengendalikannya dengan mengajak Sedulur Papat berbicara dalam hatinya dengan tujuan Limo Pancer mampu mendamaikan Sedulur Papatnya yang bermasalah.

Ajaran mengendalikan Sedulur Papat mirip dengan langkah-langkah yang menggambarkan kecerdasan emosional, yang meliputi mengidentifikasi emosi, memperhatikan emosi yang muncul, memberi makna pada emosi, berpikir tentang emosi, dan memprediksi apa yang perlu dilakukan mengenai emosi yang muncul  Selain kesamaan antara konsep Sedulur Papat Limo Pancer dan konsep kecerdasan emosional, ada juga beberapa perbedaan. 

Misalnya, Konsep Sedulur Papat Limo Pancer menjelaskan lebih detail ranah emosional terdiri dari amarah, lawwamah, supiah, dan mutmainah, sedangkan konsep emosional kecerdasan hanya membahas emosi secara umum.

Selain itu, konsep Sedulur Papat Limo Pancer tidak secara khusus menjelaskan aspek kecerdasan emosional. Berlawanan dengan konsep Sedulur Papat Limo Pancer, konsep kecerdasan emosional menjelaskan lebih khusus yang terdiri dari kesadaran diri, empati, pengendalian diri,ketrampilan sosial dan motivasi diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun